Selasa, 19 Maret 2024 15:1:21 WIB

BMKG: Setelah El Nino, muncul La Nina
Indonesia

CNBC/Endro

banner

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati

JAKARTA, Radio Bharata Online – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memperkirakan, La Nina akan menghampiri Indonesia pada triwulan ketiga 2024.  Menurut BMKG, kategori La Nina tersebut kali ini diprediksi lemah.

Ketika La Nina “singgah” di Indonesia, berarti akan terjadi peningkatan curah hujan. Artinya bisa memicu risiko banjir yang lebih tinggi, suhu udara yang lebih rendah di siang hari, dan lebih banyak badai tropis.

Menurut BMKG, La Nina akan memicu kondisi lebih basah dibandingkan kondisi normal, sehingga meningkatkan risiko hujan ekstrem yang merugikan lahan pertanian, serta memicu potensi berkembangnya hama dan penyakit tanaman.

La Nina adalah fenomena iklim, ketika Suhu Muka Laut (SML) di Samudera Pasifik bagian tengah mengalami pendinginan di bawah kondisi normalnya. Pendinginan ini mengurangi potensi pertumbuhan awan di Samudera Pasifik tengah, dan meningkatkan curah hujan di wilayah Indonesia secara umum.

La Niña dalam bahasa Spanyol artinya Gadis Kecil.  La Niña juga kadang-kadang disebut El Viejo, anti-El Niño, atau "peristiwa dingin".

Selama La Niña, perairan di lepas pantai Pasifik menjadi lebih dingin dan mengandung lebih banyak nutrisi dari biasanya. Lingkungan ini mendukung lebih banyak kehidupan laut, dan menarik lebih banyak spesies perairan dingin, seperti cumi-cumi dan salmon, ke tempat-tempat seperti pantai California.

La Nina selalu disebut-sebut bakal menyusul setiap terjadinya El Nino, fenomena iklim yang terjadi saat anomali suhu muka laut mengalami kenaikan. Kebalikan dari La Nina, El Nino justru menyebabkan musim kemarau lebih ekstrem, lebih panas dan berkepanjangan.

Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, dikutip dari situs resmi BMKG Selasa 19 Maret mengatakan, hingga awal Maret 2024, pemantauan terhadap anomali iklim global di Samudra Pasifik menunjukkan El Nino moderat masih berlangsung. Fenomena El Nino tersebut, lanjutnya, akan segera menuju netral pada periode Mei-Juni-Juli 2024. Dan setelah triwulan ketiga (yakni Juli-Agustus-September) 2024, berpotensi beralih menjadi La Nina dengan kategori Lemah. Dwikorita mengimbau semua pihak agar mewaspadai peningkatan curah hujan.

Dikatakan, Pemerintah Daerah dapat lebih optimal melakukan penyimpanan air pada akhir musim hujan ini, untuk memenuhi danau, waduk, embung, kolam retensi, dan penyimpanan air buatan lainnya di masyarakat, melalui gerakan memanen air hujan.

Selain itu, tindakan antisipasi diperlukan pada wilayah yang diprediksi mengalami musim hujan diatas normal (lebih basah dari biasanya), terutama untuk tanaman pertanian atau hortikultura yang sensitif terhadap curah hujan tinggi. (CNBC)

Komentar

Berita Lainnya

Memperkuat Ketahanan Pangan Nasional Indonesia

Rabu, 5 Oktober 2022 17:33:33 WIB

banner
Pertemuan P20 di Buka Indonesia

Kamis, 6 Oktober 2022 14:20:55 WIB

banner