Spanyol, Radio Bharata Online - Sinema Tiongkok mencatat kemajuan pesat di panggung internasional pada tahun 2025, dengan semakin banyaknya produksi berkualitas tinggi yang menarik perhatian penonton global melalui penceritaan inovatif dan distribusi internasional yang meluas.

Menurut data dari platform daring, per Minggu (31/8) pukul 13.53, total pendapatan box office film Tiongkok— termasuk pendapatan dari luar negeri — melebihi 40 miliar yuan (sekitar 92,4 triliun rupiah). Pendapatan box office domestik mencapai 39,23 miliar yuan (sekitar 90,66 triliun rupiah), dengan lebih dari 909 juta penonton, keduanya melampaui angka tahun lalu.

Didorong oleh film-film sukses seperti film animasi blockbuster "Ne Zha 2" dan "Dead To Rights", sebuah film sejarah tentang Pembantaian Nanjing tahun 1937, pendapatan box office luar negeri telah melampaui 770 juta yuan (sekitar 1,78 triliun rupiah), mencapai rekor tertinggi dalam beberapa tahun terakhir.

Dari Festival Musim Semi hingga musim panas 2025, film-film komersial arus utama Tiongkok telah aktif menjelajahi pasar luar negeri, mengintegrasikan rilis global ke dalam strategi komersial mereka. Beberapa film blockbuster telah meraih kesuksesan luar biasa di kancah internasional.

Selama Festival Musim Semi, film-film seperti "Detective Chinatown 1900", "Creation of the Gods II: Demon Force", dan "Ne Zha 2" dirilis di berbagai negara dan wilayah di seluruh dunia.

"Ne Zha 2" sendiri meraup pendapatan kotor lebih dari 15,44 miliar yuan secara global, dengan pendapatan di luar negeri melebihi 400 juta yuan (sekitar 924 miliar rupiah). Film ini meraih predikat sebagai film terlaris di satu pasar, film animasi terlaris secara global, dan film terlaris kelima dalam sejarah box office global, yang menjadi tonggak sejarah baru bagi perfilman Tiongkok.

Adapun "Creation of the Gods II: Demon Force", yang didistribusikan di lebih dari 160 negara dan wilayah, melanjutkan pengaruh internasional pendahulunya.

Film-film musim panas seperti "Dead to Rights" dan "Dongji Rescue", sebuah film yang diangkat dari kisah nyata para nelayan Tiongkok selama Perang Dunia II (PD II), juga tayang perdana di Amerika Utara dan Eropa.

"Dead to Rights", yang menyajikan perspektif sejarah Perang Dunia II yang akurat, memicu diskusi hangat di antara penonton di Amerika Serikat, Kanada, dan Jerman, mendorong penonton di luar negeri untuk merenungkan sejarah dan menghargai perdamaian melalui kekuatan sinema.

Film-film mendatang, seperti film animasi aksi-petualangan "The Legend of Hei II", akan dirilis di luar negeri, yang semakin menampilkan kisah dan budaya Tiongkok melalui konten berkualitas tinggi.