BEIJING, Radio Bharata Online - Militer AS mungkin telah menggunakan akun palsu di platform media sosial untuk membantu mempublikasikan kepentingan AS di Afghanistan dan Asia Tengah.
Mengutip perusahaan induk Facebook Meta, CNN menyebutkan, ada sekitar total 60 akun Facebook atau Instagram yang terlibat dalam "perilaku terkoordinasi tidak autentik" di platform tersebut, dan Meta mengatakan telah menghapusnya karena melanggar kebijakannya.
Akun-akun Facebook palsu itu dilaporkan mengklaim dalam postingan mereka, bahwa AS membantu negara Tajikistan di Asia Tengah, mengamankan perbatasannya dengan Afghanistan. Dan AS adalah kunci stabilitas kawasan.
Jumlah pos terkait Afghanistan mencapai puncaknya selama periode kepentingan strategis bagi AS, termasuk beberapa bulan sebelum penarikan militer AS yang kacau balau dari Afghanistan pada Agustus 2021.
Orang-orang di balik akun palsu itu menyembunyikan identitas mereka, dan aktivitas mereka mendapat sangat sedikit perhatian dari pengguna Facebook dan Instagram asli.
Menurut laporan sebelumnya oleh The Washington Post, otoritas militer AS melakukan peninjauan pada bulan September, terhadap beberapa unitnya yang terlibat dalam operasi pengaruh online.
Menurut laporan CNN yang dikutip oleh China Daily, jarang ada raksasa teknologi AS yang menghubungkan antara operasi pengaruh online terorganisir, dengan kepentingan pemerintah AS di negara asing.