JAKARTA, Radio Bharata Online - Mengangkat kisah sejarah perjuangan Pangeran Diponegoro, Visinema Pictures secara resmi mengumumkan proyek film perang terbaru karya sutradara Angga Dwimas Sasongko bertajuk “Perang Jawa”.
Sutradara Angga Dwimas Sasongko menyebut, film "Perang Jawa" bukanlah biopik dari perjalanan hidup sang pahlawan, melainkan berfokus pada peristiwa penting lima tahun Perang Jawa (1825-1830).
Bertepatan dengan peringatan 200 tahun Perang Jawa, film "Perang Jawa" diumumkan memasuki tahap pra-produksi. Bersama Gita Wirjawan dari Endgame, Angga mengatakan nilai-nilai anti kolonialisme yang diperjuangkan Pangeran Diponegoro selama periode krusial tersebut akan dipotret oleh Visinema melalui panduan sejarawan Peter Carey.
Menurut Angga, Peter yang mendedikasikan 40 tahun hidupnya untuk meneliti naskah Babad Diponegoro akan membuat "Perang Jawa" memiliki keunikan dari segi historis.
Tugas selanjutnya, yang akan dikerjakan hingga 2027 adalah menjadikan riset tersebut dikemas dengan tampilan optik yang sebaik-baiknya.
"Dengan mentor dari Peter Carey, perjuangan di masa Pangeran Diponegoro ingin kami buat melampaui batas Indonesia, bahkan Asia Tenggara," kata Angga.
Angga menambahkan bahwa minimnya film perang epik di Indonesia, dengan film terakhir sekitar 37 tahun lalu lewat Tjoet Nja' Dhien, menjadi salah satu alasan di balik produksi ini.
"Kami ingin menjadikan Cut Nyak Dien inspirasi untuk bisa membuat sebuah film yang enggak hanya sekadar bicara soal skala bicara soal produksi atau jumlah penonton atau hiburan tapi bagaimana sebuah film seperti punya dia bisa punya 'impact' dan inspirasi yang melampaui zaman dan masanya," kata Angga.
Keberhasilan sejumlah film Indonesia belakangan ini yang sukses berawal dari "passion" pembuatnya, seperti film animasi "Jumbo" hingga sci-fi drama terbaru "Sore: Istri Dari Masa Depan" turut meyakinkan Visinema akan kesiapan penonton Indonesia menerima karya sinema yang mendalam dan berkualitas.
"Ini adalah momentum yang tepat di mana membuat film yang datang dari 'passion' kami sebagai buat film yang dikerjakan dengan sungguh-sungguh dan waktu yang cukup untuk hasil yang terbaik," pungkas Angga.
Dilansir dari ANTARA, "200 tahun Perang Jawa dan warisan semangat Diponegoro Perang Jawa" oleh Indriani, perang itu terjadi 200 tahun lalu sebagai perlawanan kaum pribumi terhadap kesewenang-wenangan kaum kolonial.
Dengan menggunakan taktik gerilya yang memanfaatkan medan pegunungan dan hutan Jawa, Pangeran Diponegoro berhasil membuat pasukan Belanda kesulitan menangkapnya.
Dukungan dari tokoh seperti Kyai Mojo, Sentot Prawirodirdjo, dan Kerto Pengalasan pun memperkuat perlawanan pada perang yang berlangsung pada 1825 hingga 1830 itu [Antara]