JAKARTA, Radio Bharata Online  — Fenomena olahraga lari sekarang ini idak hanya soal gaya hidup sehat, tetapi juga soal eksistensi sosial di platform digital seperti Strava. Bahkan, muncul praktik baru yang cukup unik, jasa joki lari atau joki Strava, di mana seseorang dibayar untuk berlari menggantikan orang lain demi pencapaian statistik digital.  Demi hasil yang autentik, para pengguna jasa bahkan berani menitipkan handphone mereka agar data lari benar-benar tercatat atas nama mereka sendiri.

Fenomena ini menunjukkan bagaimana tekanan sosial di media digital bisa membentuk perilaku pengguna, bahkan dalam aktivitas fisik seperti olahraga. Sehingga tidak sedikit orang yang merasa harus tampil aktif, sehat, dan konsisten. setidaknya secara digital untuk mendapat pengakuan dari lingkaran pertemanan daring.

Di satu sisi, tren joki Strava menunjukkan kreativitas generasi muda dalam mencari penghasilan. Namun di sisi lain, praktik ini bukan tak mungkin akan memunculkan pertanyaan etis seputar keaslian data olahraga, khususnya di era di mana performa digital sering disamakan dengan nilai personal. [KOMPAS]