JAKARTA, Radio Bharata online - Para penggembala Kazakh memetik dombra bersenar dua untuk menyanyikan kisah-kisah heroik, sementara para cendekiawan Tiongkok bermeditasi pada syair-syair gunung dengan guqin bersenar tujuh. 

Dombra adalah kecapi berleher panjang yang bersuara merdu dan menjadi ciri khas Kazakh. Melodinya yang hidup membangkitkan padang rumput yang luas dan semangat nomaden. 

Digunakan dalam cerita epik dan perayaan yang menggembirakan, dombra dimasukkan ke dalam Daftar Warisan Budaya Takbenda UNESCO pada tahun 2014.

Ketika Dombra Bertemu Guqin: Dialog Senar Lintas Peradaban

Guqin, sitar yang dipuja dengan sejarah lebih dari 3.000 tahun, merupakan perwujudan kehalusan filosofis Tiongkok. Disebut sebagai "Raja Keheningan," nadanya yang halus dan introspektif mencerminkan ketenangan lanskap yang dipoles tinta. 

Guqin dimasukkan ke dalam Daftar Warisan Budaya Takbenda UNESCO pada tahun 2003. Melodi yang berbeda, esensi yang sama – bersama-sama mereka menyusun dialog abadi antara peradaban Asia Timur dan Asia Tengah.

Ketika Dombra Bertemu Guqin: Dialog Senar Lintas Peradaban
Ketika Dombra Bertemu Guqin: Dialog Senar Lintas Peradaban

[CGTN]