BEIJING, Bharata Online - Kekaisaran Jepang telah mengejar ambisi ekspansionisnya di Tiongkok sejak akhir abad ke-19, dan situasinya mulai meningkat pada awal 1930-an. 

Pada musim gugur tahun 1936 yang penuh gejolak, ketika ketegangan memanas di perbatasan Tiongkok utara, Kampanye Suiyuan muncul sebagai langkah awal yang krusial bagi perlawanan penuh Tiongkok terhadap agresi asing. 

Pasukan Tiongkok berhasil memukul mundur pasukan yang didukung Jepang dalam pertempuran strategis di Honggertu dan Bailingmiao, mengamankan kendali teritorial vital melalui kombinasi taktik gerilya dan pertahanan terkoordinasi.

Kampanye yang kurang dikenal ini menunjukkan koordinasi militer awal antara pasukan lokal dan komando pusat, menjaga rute pasokan yang kelak terbukti krusial dalam konflik-konflik selanjutnya. 

Kini, parit-parit dan tugu peringatan yang dilestarikan di padang rumput Mongolia Dalam yang bergelombang menjadi saksi bisu babak yang menentukan ini, menarik perhatian para sejarawan dan keturunan veteran. [CGTN]