Jumat, 28 Juni 2024 11:52:25 WIB
Ia menekankan pentingnya Semangat Bandung dalam membentuk hubungan Tiongkok-ASEAN
International
Eko Satrio Wibowo

Humprey Arnaldo Russel, Kepala Pusat Penelitian ASEAN-Tiongkok di Universitas Indonesia (CMG)
Jakarta, Radio Bharata Online - Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) seharusnya tidak mengijinkan pihak luar untuk terlibat jika mereka memiliki masalah yang belum terselesaikan dengan Tiongkok, kata seorang pakar Indonesia, mengutip ketidakstabilan yang dibawa oleh kekuatan asing ke wilayah-wilayah yang dilanda konflik seperti Ukraina bagian timur dan Timur Tengah.
Dalam sebuah wawancara dengan CGTN mengomentari ulang tahun ke-70 dari Lima Prinsip Hidup Berdampingan Secara Damai yang akan datang, Humprey Arnaldo Russel, Kepala Pusat Penelitian ASEAN-Tiongkok di Universitas Indonesia, menekankan pentingnya Semangat Bandung dalam membentuk hubungan Tiongkok-ASEAN, dengan menyoroti kemandirian negara-negara di kawasan ini dalam menangani masalah-masalah internal.
"Saya rasa ASEAN dan Tiongkok, kita memiliki nilai yang sama, bukan? Saya berharap terutama dari sisi ASEAN, kita tidak boleh membiarkan pihak luar terlibat jika kita memiliki masalah yang tidak terselesaikan dengan Tiongkok, karena kita harus belajar dari apa yang terjadi di Ukraina, apa yang terjadi di Timur Tengah. Jika semua negara menginginkan perdamaian, mungkin kita akan bekerja sama untuk menemukannya. Karena dalam 30 tahun hubungan dialog kami, kami dapat menjaga kawasan ini tetap stabil, dan juga, kami dapat menjaga perdamaian dan stabilitas di kawasan ini," ujar sang pakar.
Tujuh dekade yang lalu, Perdana Menteri Tiongkok, Zhou Enlai, untuk pertama kalinya mengemukakan secara lengkap Lima Prinsip Hidup Berdampingan Secara Damai, yakni "saling menghormati kedaulatan dan integritas teritorial, tidak saling menyerang, tidak saling mencampuri urusan dalam negeri satu sama lain, kesetaraan dan saling menguntungkan, dan hidup berdampingan secara damai".
Lima Prinsip Hidup Berdampingan Secara Damai telah diterima secara luas dan diakui oleh negara-negara di seluruh dunia. Prinsip-prinsip ini telah menjadi norma penting yang mengatur hubungan internasional kontemporer, menurut Kementerian Luar Negeri Tiongkok.
Tanggal 28 Juni menandai peringatan 70 tahun Lima Prinsip Hidup Berdampingan Secara Damai yang diusulkan oleh Tiongkok, sebuah komponen penting dari Semangat Bandung.
Pada Konferensi Bandung 1955, para pemimpin dan perwakilan dari 29 negara Asia dan Afrika, yang baru saja memenangkan kemerdekaan, mengusulkan Semangat Bandung dengan "solidaritas, persahabatan, dan kerja sama" sebagai intinya. Dan Semangat Bandung tersebut telah meletakkan dasar bagi hubungan Tiongkok-Indonesia dan Tiongkok dengan apa yang dikenal sebagai Dunia Selatan saat ini.
Komentar
Berita Lainnya
Peng Liyuan menyerukan upaya global untuk mendorong pendidikan bagi anak perempuan dan perempuan ke arah yang lebih adil lebih inklusif dan lebih berkualitas dan kontribusi untuk mempromosikan pembangunan berkelanjutan global dan membangun komunitas dengan masa depan bersama untuk manusia International
Rabu, 12 Oktober 2022 8:34:27 WIB

Presiden RI Joko Widodo memuji gaya kepemimpinan Presiden Tiongkok International
Senin, 17 Oktober 2022 13:29:21 WIB

Forum Pangan Dunia ke-2 yang dibuka di Roma International
Selasa, 18 Oktober 2022 23:8:41 WIB

Giorgia Meloni International
Sabtu, 22 Oktober 2022 11:57:58 WIB

Sebuah insiden kebakaran terjadi di Gunung Kilimanjaro di Tanzania International
Minggu, 23 Oktober 2022 15:24:53 WIB

Serangan udara oleh militer Myanmar menewaskan lebih dari 60 orang International
Selasa, 25 Oktober 2022 10:2:29 WIB
