Jumat, 8 Maret 2024 14:22:24 WIB
Thoman menjelaskan
Indonesia
Korja/Endro

Peneliti Astronomi dan Astrofisika BRIN Thomas Djamaluddin di Jakarta, Jumat (8/3). FOTO: Antara
JAKARTA, Radio Bharata Online - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengungkapkan alasan terjadinya perbedaan awal Ramadan dan persamaan Lebaran di Indonesia pada 2024.
Peneliti Astronomi dan Astrofisika BRIN, Thomas Djamaluddin di Jakarta, hari Jumat (8/3) mengatakan, "Kalau dilihat dari prinsip kalender, perbedaan itu terjadi karena perbedaan kriteria dan perbedaan otoritas."
Ia menjelaskan kriteria hilal yang secara resmi diadopsi pemerintah Indonesia dan ormas-ormas Islam, adalah tinggi minimal 3 derajat, dan elongasi atau jarak pisah bulan dengan matahari sebesar 6,4 derajat.
Menurutnya, kriteria itu sudah disepakati oleh para menteri agama di Malaysia, Brunei Darussalam, Indonesia, dan Singapura (MABIMS).
Wilayah yang sudah memenuhi kriteria 3 derajat dan elongasi 6,4 derajat, berada di Benua Amerika, sedangkan Asia Tenggara belum terpenuhi, sehingga kemungkinan besar hasil rukyat pada 10 Maret 2024 tidak ada yang berhasil.
Ia menerangkan faktor itulah yang membuat awal Ramadhan di Indonesia jatuh pada 12 Maret 2024.
Namun, ada organisasi masyarakat atau ormas yang menggunakan kriteria berbeda, yakni wujudul hilal.
Pada 10 Maret 2024 di Indonesia, menurut Thomas, posisi Bulan sudah di atas ufuk dan sudah positif. Di Jakarta, posisi Bulan tingginya 0,7 derajat dan elongasi sudah di atas ufuk, namun masih kurang dari 6,4 derajat.
Organisasi masyarakat itu lantas memutuskan awal Ramadan jatuh pada 11 Maret 2024, mendahului pengumuman pemerintah pada sidang isbat.
Namun meski awal Ramadan berbeda, tanggal Lebaran ada persamaan, baik pemerintah maupun organisasi masyarakat.
Thoman menjelaskan, pada 9 April 2024, posisi Bulan di wilayah Indonesia sudah cukup tinggi, lebih dari 6 derajat dan elongasi sekitar 8 derajat. Faktor itu secara hitung-hitungan sudah memenuhi kriteria MABIMS, yakni minimal 3 derajat dan elongasi 6,4 derajat.
Sidang isbat tanggal 9 April 2024, memutuskan bahwa Idul Fitri jatuh pada 10 April 2024. Itu sama dengan kriteria wujudul hilal yang sudah dilakukan salah satu ormas, sehingga nantinya Idul Fitri akan seragam tanggal 10 April 2024.
Kasubdit Hisab Rukyat dan Pembinaan Syariah Kementerian Agama, Ismail Fahmi, meminta masyarakat untuk menghormati perbedaan, dan saling menghargai terkait dengan perhitungan awal Ramadan tersebut. (Korja)
Komentar
Berita Lainnya
Kegiatan interaktif tentang adat istiadat Indonesia
Rabu, 5 Oktober 2022 15:20:17 WIB

Untuk memperkuat ketahanan pangan nasional yang berkedaulatan dan mandiri Indonesia
Rabu, 5 Oktober 2022 17:33:33 WIB

Presiden Jokowi akan membuka secara resmi acara P20 tersebut pada pukul 1300 WIB Indonesia
Kamis, 6 Oktober 2022 14:20:55 WIB

Biaya Perawatan Para korban tragedi yang terjadi di Stadion Kanjuruhan Indonesia
Kamis, 6 Oktober 2022 14:48:18 WIB

Kapolri Jenderal Pol Indonesia
Jumat, 7 Oktober 2022 10:59:49 WIB

Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo membeberkan kronologi tragedi di Stadion Kanjuruhan Indonesia
Jumat, 7 Oktober 2022 11:9:42 WIB

Presiden Joko Widodo berpesan kepada dewan direksi supaya hati-hati dalam mengelola dana BPJS Ketenagakerjaan Indonesia
Jumat, 7 Oktober 2022 14:43:21 WIB
