Kamis, 9 Februari 2023 22:19:13 WIB
Daerah perbatasan Suriah-Turki diguncang dua kali gempa 7
International
CRI/Angga

Daerah gempa Suriah Utara. /CCTV
“Kami membutuhkan bantuan, kami sudah bosan atas kesemua ini. Barat sedang menghukum rakyat Suriah, mereka harus mencabut sanksi!” Demikian kritik dari seorang guru di kota Aleppo, daerah gempa Suriah Utara.
Tanggal 6 Februari, daerah perbatasan Suriah-Turki diguncang dua kali gempa 7,8 magniduto. Gempa ini merupakan kesengsaraan lagi bagi rakyat Suriah yang sudah kenyang menderita perang dan krisis kemanusiaan.
Kementerian Luar Negeri Suriah menunjukkan, Suriah kekurangan perlengkapan pertolongan karena sanksi Barat sepanjang tahun, para tenaga tim SAR harus menggunakan waktu dua kali lipat untuk menyelesaikan pekerjaan, rakyat bahkan menggali di reruntuhan dengan tangan sendiri. Peneliti dari Wadah Pemikir Institut Timur Tengah, Washington menunjukkan, jalan yang menuju Suriah sudah mengalami kerusakan, sehingga memperlamban pengangkutan barang pertolongan. Penanggungjawab Sabit Merah Suriah menyatakan: “Bahan bakar tim kendaraan sudah habis karena blokade dan sanksi.”
Menghadapi keadaan darurat ini, Sabit Merah Suriah, Komite Anti Diskriminasi Ras AS-Arab berturut-turut menghimbau AS dan negara Barat selekasnya mencabut sanksi sepihak terhadap Suriah, menghindari terus memburuknya situasi kemanusiaan setempat. Namun, AS nampaknya sengaja menutup telinganya dari teriakan rakyat di bawah reruntuhan dan seruan masyarakat. Juru Bicara Departemen Luar Negeri AS menyatakan, hanya akan menyediakan bantuan melalui ‘mitra kemanusiaan setempat’, pihaknya menolak melakukan kontak dengan pemerintah Assad.
Sejak terjadinya perang saudara Suriah pada tahun 2011, AS sering kali melancarkan intervensi militer, dan memberikan sanksi ekonomi serius, bahkan menduduki area penghasil minyak utama di Suriah, dan merampas 80 persen produksi minyak setempat, bahkan menyelundupkan dan membakar pangan simpanan Suriah. Serangkaian tindakan perampokan AS sudah memberikan bencana serius kepada rakyat setempat.
Sementara itu, AS dan negara Barat masih melaksanakan sanksi jangka panjang terhadap Suriah, khususnya pada Juni 2020, AS mengumumkan untuk melaksanakan Caesar Act yang memberikan sanksi sepihak kepada Suriah, hampir mencakupi semua perusahaan dan perseorangan asing di bidang ekonomi serta bersangkutan dengan pemerintah Suriah. Hal ini mengakibatkan Suriah terjerumus dalam krisis ekonomi dan sosial yang lebih serius.
Menghadapi bencana, para politikus AS yang selalu membicarakan “HAM” dan “Kemanusiaan”, hendaknya dengan aksi riil menyampaikan rasa simpati dan dukungan kepada rakyat Timur Tengah, segera mencabut sanksi sepihak kepada Suriah, membuka pintu demi bantuan kemanusiaan untuk menghindari bencana yang lebih serius.
Pewarta : CRI
Komentar
Berita Lainnya
Peng Liyuan menyerukan upaya global untuk mendorong pendidikan bagi anak perempuan dan perempuan ke arah yang lebih adil lebih inklusif dan lebih berkualitas dan kontribusi untuk mempromosikan pembangunan berkelanjutan global dan membangun komunitas dengan masa depan bersama untuk manusia International
Rabu, 12 Oktober 2022 8:34:27 WIB

Presiden RI Joko Widodo memuji gaya kepemimpinan Presiden Tiongkok International
Senin, 17 Oktober 2022 13:29:21 WIB

Forum Pangan Dunia ke-2 yang dibuka di Roma International
Selasa, 18 Oktober 2022 23:8:41 WIB

Giorgia Meloni International
Sabtu, 22 Oktober 2022 11:57:58 WIB

Sebuah insiden kebakaran terjadi di Gunung Kilimanjaro di Tanzania International
Minggu, 23 Oktober 2022 15:24:53 WIB

Serangan udara oleh militer Myanmar menewaskan lebih dari 60 orang International
Selasa, 25 Oktober 2022 10:2:29 WIB
