Nanning, Radio Bharata Online - Menurut Bea Cukai Nanning, sekitar 30 persen peserta pameran atau produk dari negara-negara ASEAN akan memulai debutnya di Expo Tiongkok-ASEAN ke-22 mendatang.
Seorang pejabat Tiongkok dari pihak penyelenggara mengatakan expo yang dijadwalkan dibuka pada hari Rabu (17/9) dan akan berlangsung hingga Minggu (21/9) di Nanning, ibu kota Daerah Otonomi Guangxi Zhuang di Tiongkok selatan, bertujuan untuk meningkatkan Kawasan Perdagangan Bebas Tiongkok-ASEAN (CAFTA) dan semakin memperkuat kerja sama antara kedua belah pihak.
"Expo Tiongkok-ASEAN tidak hanya memfasilitasi peningkatan Kawasan Perdagangan Bebas Tiongkok-ASEAN dari Versi 1.0 ke Versi 2.0, tetapi kini kami juga sedang memasuki Versi 3.0, yang akan memberikan dukungan yang lebih kuat bagi kerja sama antara Tiongkok dan negara-negara ASEAN dalam skala yang lebih luas, lintas sektor, dan pada tingkat yang lebih mendalam," kata Cheng Gong, Wakil Direktur Biro Urusan Expo Internasional Guangxi.
Expo tahun ini memiliki luas area pameran hampir 160.000 meter persegi. Paviliun yang memamerkan kecerdasan buatan dan kekuatan produksi berkualitas baru akan didirikan di pameran tahun ini, bersama dengan bagian-bagian baru yang didedikasikan untuk ekonomi biru dan produk-produk perdagangan luar negeri premium.
Paviliun AI seluas 10.000 meter persegi itu akan mempertemukan hampir 200 perusahaan teknologi tinggi dan memamerkan sekitar 1.200 produk inovatif, menjadikannya paviliun bertema tunggal terbesar dalam sejarah pameran.
Diluncurkan pada tahun 2010, CAFTA adalah zona perdagangan bebas terbesar di dunia di antara negara-negara berkembang. CAFTA telah mengalami peningkatan berkelanjutan, dengan perjanjian Versi 2.0 ditandatangani pada tahun 2015 dan mulai berlaku pada tahun 2019. Negosiasi CAFTA Versi 3.0 telah selesai sepenuhnya pada Mei 2025.