Minggu, 15 Juni 2025 10:58:25 WIB

Tiongkok Mendominasi Hari Pertama Super Final Piala Dunia Renang Artistik

Olahraga

AP Wira

XI'AN, Radio Bharata Online - Dengan bakat renang artistik Tiongkok yang sedang berkembang menunjukkan performa yang menggembirakan di Final Super Piala Dunia FINA di Xi'an, saat tim tuan rumah mengantongi tiga emas dari empat yang ditawarkan dan satu perak pada hari kompetisi pertama pada hari Jumat.

Tim Tiongkok, yang menampilkan empat juara bertahan Olimpiade Paris bersama empat talenta muda, menampilkan gerakan koreografi yang sangat mengesankan yang terinspirasi oleh video game Black Myth: Wukong yang terkenal, memadukan mitologi Tiongkok dengan teknik renang artistik kelas dunia. Penampilan mereka menghasilkan 277,2258 poin untuk memenangkan medali emas.

Menurut Zhang Xiaohuan, pelatih kepala tim Tiongkok, rutinitas tersebut memiliki atmosfer budaya yang kuat dan sedikit kemegahan Dinasti Qin.

"Kami memberikan penghormatan kepada tanah kelahiran kami," katanya.

"Saya beri nilai 8/10," kata Chang Hao, perenang artistik veteran. "Saat ini kami sedang dalam masa transisi dengan atlet veteran dan baru yang bekerja sama, jadi pasti masih ada beberapa masalah (integrasi tim) dan koordinasi yang harus diatasi. Itulah sebabnya kami butuh lebih banyak waktu untuk terus menyempurnakan kerja tim sebelum kami bisa tampil sebaik-baiknya. Namun sejujurnya, setelah 7 bulan latihan intensif tertutup ini, kami sudah menunjukkan peningkatan yang signifikan dibandingkan sebelumnya."

Spanyol berada di posisi kedua dengan 276,1408 sementara Jepang di posisi ketiga dengan 262,5166.

"Kami akan mencoba membuat elemen-elemen kami tampil lebih sulit jika kami bisa. Dan saya pikir bagian terpenting bagi kami adalah menjadi nomor satu dalam kesan artistik, dan saya pikir kami bisa melakukannya. Itulah tujuan kami," kata Paula Ramirez Ibanez. "Kami menyukai tarian tradisional Tiongkok. Kami kagum. Tarian mereka sangat bagus dan kami juga menganggapnya sangat artistik."

Pasangan remaja Xu Huiyan dan Lin Yanjun menunjukkan peningkatan signifikan dalam kerja sama mereka yang baru berusia tiga minggu. Duo ini menampilkan penampilan yang sangat baik secara teknis dalam duet teknik putri. Tarian bertema "Moon Shadow Dancer" mereka mencetak 289,6150 poin untuk memenangkan medali emas, mengalahkan duo Jepang Moe Higa dan Tomoka Sato yang menempati posisi kedua dengan 281,4309. Txell Ferre Gaset dan Lilou Lluis Valette dari Spanyol, yang menempati posisi pertama dalam seri Piala Dunia di Paris dan kedua dalam Markham di cabang olahraga tersebut, berada di posisi ketiga dengan 277,8705.

"Mengingat kami baru berlatih bersama selama tiga minggu, saya rasa kami telah membuat kemajuan yang signifikan. Namun, jika Anda bertanya apakah kami bisa melakukan yang lebih baik - tentu saja. Sejujurnya, saya tidak sepenuhnya puas dengan sinkronisasi kami hari ini - itu jelas merupakan area yang perlu ditingkatkan," kata Xu, yang merupakan peraih medali perunggu kejuaraan dunia Doha 2024.

"Dibandingkan saat saya berpasangan dengan saudara perempuan saya Lin Yanhan, Huiyan secara teknis lebih unggul. Berlatih dengannya memberi saya stabilitas yang lebih baik - saya dapat fokus menyempurnakan gerakan saya sendiri sambil menyelaraskan dengan ritmenya," kata Lin Yanjun.

Xu juga memenangkan gelar solo tech wanita pada hari Jumat dengan skor 258,7933.

"Sebagai salah satu perenang solo artistik terbaik di Tiongkok, Xu Huiyan masih dapat meningkatkan penampilannya, khususnya dalam mencapai gerakan ekstensi yang lebih lancar dan menyempurnakan ketepatan gerakan kakinya. Ia memiliki potensi untuk menjadi lebih baik lagi," komentar Zhang setelah kompetisi.

Pada hari Jumat, atlet Tiongkok Guo Muye yang berusia 17 tahun meraih medali perak di nomor teknik tunggal putra dengan skor 224,0400. Medali emas diraih oleh atlet Meksiko Diego Villalobos Carrillo, yang mencetak skor 225,0841 dengan gerakan yang emosional.

"Ada beberapa hal yang tidak sesuai harapan, terutama dalam ekspresi artistik dan elemen wajib pertama," kata Guo. "Saya merasa cukup gugup. Tekanannya lebih besar di Super Final, terutama saat bertanding di kandang sendiri."

Super Final berlanjut pada hari Sabtu dengan empat disiplin, solo bebas putra, duet bebas putri, duet campuran teknis, dan beregu bebas. [CGTN]

Komentar