Selasa, 26 Desember 2023 9:8:9 WIB

Dedy Kurniawan Kepala Divisi Media Relations PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) menyebut  total ada 13 korban tewas yang terkonfirmasi terdiri dari sembilan pekerja Indonesia dan empat pekerja asal Tiongkok
Indonesia

KOMPAS - APWira

banner

Situasi terkini bagian pabrik PT ITSS setelah tungku smelter No. 41 yang terbakar tadi pagi pukul 06.15 WITA berhasil dipadamkan oleh Tim Pemadam Kebakaran PT IMIP.(Dok PT IMIP)

MOROWALI, Radio Bharata Online - Korban tewas akibat kebakaran yang terjadi di tungku smelter nikel milik PT. Indonesia Tsingshan Stainless Steel (ITSS), bertambah menjadi 13 orang dari sebelumnya 12 orang. Sementara itu, 46 orang mengalami luka.

Dedy Kurniawan, Kepala Divisi Media Relations PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) menyebut,  total ada 13 korban tewas yang terkonfirmasi, terdiri dari sembilan pekerja Indonesia dan empat pekerja asal Tiongkok. Dedy menambahkan, 46 korban luka umumnya disebabkan karena terkena uap panas. Sebanyak 29 korban luka dirujuk ke RSUD Morowali, 12 orang sedang dilakukan observasi oleh Klinik IMIP, dan lima orang rawat jalan.

Insiden itu terjadi karena ledakan tungku di salah satu pengolahan nikel milik PT. Indonesia Tsingshan Stainless Steel (ITSS), salah satu tenant yang beroperasi di Kawasan IMIP, Morowali, Sulawesi Tengah.

Sejak api dipadamkan, sejumlah otoritas termasuk kepolisian dan dinas tenaga kerja telah melakukan investigasi di lapangan. Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Sulawesi Tengah, Irjen Pol Agus Nugroho mengatakan pihaknya bersama Danrem 132 Tadulako sudah sampai di kawasan industri nikel PT IMIP untuk mengecek lokasi kejadian.

Insiden ini berawal dari perbaikan tungku pengelolaan nikel yang dilakukan sejumlah pekerja, yang terdiri dari tenaga kerja Indonesia dan tenaga kerja asing. Saat dilakukan perbaikan itu, tungku meledak dan terbakar sekitar pukul 05.30 WITA sehingga mengakibatkan 59 karyawan yang bekerja di lokasi menjadi korban. Sejumlah pekerja yang berada tidak jauh dari lokasi kejadian mendegar ledakan keras. Mereka pun dimbau pihak perusahaan tidak ke sumber ledakan.

Dalam keterangannya, Dedy mengatakan tungku smelter yang terbakar diidentifikasi dengan "No. 41", awalnya tungku masih ditutup untuk operasi pemeliharaan.

Disebutkan oleh dedy, "Saat tungku tersebut sedang tidak beroperasi dan dalam proses perbaikan, terdapat sisa slag atau terak dalam tungku yang keluar, lalu bersentuhan dengan barang-barang yang mudah terbakar di lokasi," 

Dinding tungku lalu runtuh dan sisa terak besi mengalir keluar sehingga menyebabkan kebakaran. Akibatnya, kata dia, pekerja yang berada di lokasi mengalami luka-luka hingga korban jiwa.

Dikatakan oleh dedy, "Hasil identifikasi penyebab kecelakaan ini,  sekaligus menegaskan bahwa tidak ada tabung oksigen yang meledak seperti diinformasikan sebelumnya,"  
[Kompascom]

Komentar

Berita Lainnya

Kegiatan interaktif tentang adat istiadat Indonesia

Rabu, 5 Oktober 2022 15:20:17 WIB

banner
Kapolri Jenderal Pol Indonesia

Jumat, 7 Oktober 2022 10:59:49 WIB

banner