Selasa, 12 Agustus 2025 15:51:32 WIB

Warga Lokal dan Wisatawan Internasional Refleksikan Transformasi di Tibet
Tiongkok

Eko Satrio Wibowo

banner

Seorang warga setempat (CMG)

Lhasa, Radio Bharata Online - Tahun ini menandai peringatan 60 tahun berdirinya Daerah Otonomi Tibet di Tiongkok. Penduduk lokal dan wisatawan internasional telah merenungkan transformasi, pertumbuhan ekonomi, dan peningkatan kualitas hidup selama puluhan tahun di wilayah tersebut.

Sejak pembentukan daerah otonom ini pada tahun 1965, Tibet telah mengalami pertumbuhan ekonomi yang stabil, dengan produk domestik bruto (PDB) regionalnya diproyeksikan melampaui 300 miliar yuan (sekitar 680 triliun rupiah) tahun ini.

Menurut data resmi, PDB wilayah tersebut telah mencapai 276,5 miliar yuan (sekitar 627 triliun rupiah) pada tahun 2024 -- 155 kali lipat dari PDB tahun 1965 -- mencapai tingkat pertumbuhan tahunan rata-rata sebesar 8,9 persen selama enam dekade terakhir.

Infrastruktur, pendidikan, layanan kesehatan, dan konservasi ekologi semuanya telah menerima investasi yang signifikan, membentuk kembali kehidupan di dataran tinggi tersebut. Penduduk setempat mengatakan perubahan tersebut nyata dalam kehidupan sehari-hari mereka.

"Saya merasa jauh lebih bahagia sekarang. Lingkungan tempat tinggal semakin membaik, dan kami memiliki akses ke lebih banyak hal, makanan, pengalaman, semuanya. Anak-anak kami menjalani kehidupan yang lebih baik daripada kami dulu. Dulu, kami kebanyakan tinggal di kampung halaman, dengan hal-hal yang terbatas untuk dilihat atau dialami. Tapi sekarang anak-anak kami dapat menikmati kehidupan yang lebih bahagia dan lebih memuaskan," kata seorang warga setempat.

Warga lain menekankan peningkatan dramatis dalam kondisi kehidupan dasar.

"Ada perubahan besar. Sekarang, kami tidak perlu khawatir tentang makanan dan pakaian. Ketika kami masih muda, bahkan kebutuhan dasar pun sulit. Sekarang, dengan semua perubahan ini, kami bangga dengan betapa kuatnya negara kami," ungkapnya.

Perkembangan perkotaan yang pesat telah membawa perubahan signifikan pada lanskap ibu kota daerah, Lhasa, terutama Istana Potala yang ikonis.

"Dulu tidak seperti ini. Di depan Istana Potala, dulunya lahan pertanian, sekarang terlihat indah," ujar seorang warga setempat.

Bagi masyarakat pedesaan, dukungan pemerintah yang kuat telah meningkatkan kualitas hidup mereka secara dramatis.

"Saya seorang penggembala. Pemerintah memberi kami dukungan yang kuat. Jika satu keluarga memiliki 100 yak, subsidinya sekitar 10.000 yuan (sekitar 22,67 juta rupiah)," kata seorang warga setempat.

Perkembangan ini tidak hanya mengangkat komunitas lokal, tetapi juga menjadikan Tibet destinasi wisata domestik dan internasional yang terus berkembang. Seorang turis Italia menceritakan betapa mudahnya baginya bepergian ke wilayah tersebut.

"Dari Kunming (di Provinsi Yunnan, barat daya Tiongkok), kami datang dengan pesawat ke Lhasa, tetapi perjalanannya sangat mudah dan Lhasa sungguh indah. Ada banyak turis. Ada banyak teman internasional," kata warga Italia tersebut.

Seorang turis dari Rusia mengatakan kunjungan tersebut memberikan wawasan berharga tentang upaya pembangunan Tiongkok di wilayah dataran tinggi.

"Sangat penting bagi saya untuk mengunjungi Tibet, untuk melihat bagaimana Tiongkok bekerja sama dengan wilayah pegunungan tinggi ini. Tentu saja, sangat sulit untuk berkembang, tetapi di sini saya dapat melihat betapa banyak yang telah dilakukan Partai Komunis Tiongkok untuk Tibet, untuk wilayah ini, untuk orang-orang di sini. Saya sangat senang dengan apa yang saya lihat di sini," ujar turis Rusia itu.

Komentar

Berita Lainnya

Petani di wilayah Changfeng Tiongkok

Selasa, 4 Oktober 2022 14:51:7 WIB

banner
Pembalap Formula 1 asal Tiongkok Tiongkok

Selasa, 4 Oktober 2022 15:19:35 WIB

banner