Rabu, 20 Desember 2023 10:14:13 WIB

Dwikorita mengimbai masyarakat
Indonesia

Endro

banner

Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Dwikorita Karnawati saat memberikan Keretangan Pers. (Humas BMKG)

JAKARTA, Radio Bharata Online - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati, meminta masyarakat mewaspadai potensi cuaca ekstrem selama periode Natal 2023 dan Tahun Baru 2024 (Nataru). Menurutnya cuaca ekstrem tersebut merupakan dinamika atmosfir, akibat posisi Indonesia yang berada diantara dua benua dan dua samudera.

Usai rapat dengan Menhub Budi Karya Sumadi dan Kepala Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), Soerjanto Tjahjono, di Kantor Kemenhub pada hari Selasa, Dwikorita mengimbai masyarakat, agar mewaspadai wilayah Indonesia bagian selatan, termasuk Selatan Jawa dan Sumatera bagian selatan, setelah Natal hingga beberapa hari setelah tahun baru.  Menurut Dwikorita, kawasan itu diprediksi berpotensi hujan lebat sampai ekstrem, dan dapat disertai angin kencang.

Dwikorita melanjutkan, bahwa potensi cuaca ekstrem juga perlu diperhatikan sebelum perayaan Natal, terutama di wilayah utara Indonesia, yang berbatasan dengan daerah khatulistiwa, seperti Sumatera Utara, Aceh, dan Kalimantan.

Selain cuaca ekstrem, Dwikorita juga menyebut bahwa selama musim Nataru ini, terdapat potensi gelombang tinggi di Samudera Hindia, Pasifik, dan Selat Sunda. Karenanya, Ia meminta kepada perusahaan pelayaran, angkutan penyeberangan, nelayan, dan masyarakat umumnya, agar meningkatkan kewaspadaan untuk mencegah terjadinya kecelakaan laut.

Untuk itu, masyarakat bisa mengakses informasi cuaca 24 jam real time, melalui aplikasi @infobmkg, sebagai acuan dalam beraktivitas selama pekan Nataru.

Sementara itu, Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto mengatakan berdasarkan analisa BMKG, potensi cuaca ekstrem yang terjadi selama pekan nataru, disebabkan oleh tekanan rendah di Laut Tiongkok Selatan, yang secara tidak langsung turut membentuk pola pertemuan dan belokan angin, dan menyebabkan terjadinya peningkatan awan hujan di sekitar Sumatera, Jawa, Kalimantan, dan Sulawesi.

BMKG sendiri mendirikan posko kesiapsiagaan dengan radar cuaca dan alat observasi, yang dipasang di pelabuhan Merak, Bakauheni dan Juanda. Radar cuaca akan menyajikan informasi terbaru setiap 10 menit, sehingga bisa dijadikan acuan peringatan dini ketika terjadi cuaca buruk. (BMKG)

Komentar

Berita Lainnya

Kegiatan interaktif tentang adat istiadat Indonesia

Rabu, 5 Oktober 2022 15:20:17 WIB

banner
Kapolri Jenderal Pol Indonesia

Jumat, 7 Oktober 2022 10:59:49 WIB

banner