Rabu, 30 Juli 2025 11:1:36 WIB

Jubir Tiongkok: Konferensi AI Dunia yang Baru Saja Selesai Capai Hasil yang Bermanfaat
Teknologi

Eko Satrio Wibowo

banner

Guo Jiakun, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok (CMG)

Beijing, Radio Bharata Online - Konferensi AI Dunia 2025 dan Pertemuan Tingkat Tinggi tentang Tata Kelola AI Global yang baru saja selesai mencapai hasil yang bermanfaat dalam empat aspek terkait bidang kecerdasan buatan, kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok, Guo Jiakun, dalam jumpa pers di Beijing, Selasa (29/7).

Konferensi tersebut ditutup pada Senin (28/7) di Shanghai dan mengadopsi rencana aksi untuk tata kelola AI global. Tiongkok juga mengusulkan pembentukan organisasi kerja sama kecerdasan buatan dunia. Guo menyampaikan kepada pers tentang pencapaian acara tersebut.

"Konferensi AI Dunia 2025 dan Pertemuan Tingkat Tinggi tentang Tata Kelola AI Global telah sukses diselenggarakan di Shanghai pada 26-28 Juli. Perdana Menteri Dewan Negara Li Qiang hadir dan memberikan sambutan pada upacara pembukaan. Pertemuan tersebut mencapai hasil positif dalam empat aspek berikut," ujar Guo.

"Pertama, proposal Tiongkok untuk memajukan pengembangan dan tata kelola AI telah dijabarkan. Perdana Menteri Li Qiang dalam pidatonya menyampaikan tiga saran, yaitu lebih menekankan pada manfaat universal dan menjunjung tinggi keterbukaan dan akses yang adil terhadap AI; lebih menekankan pada inovasi dan kerja sama serta memperdalam kerja sama penelitian dan pengembangan dan pertukaran talenta; lebih menekankan pada tata kelola bersama dan mengembangkan kerangka kerja serta aturan tata kelola AI global," jelasnya.

"Kedua, sebuah rencana aksi untuk tata kelola AI global telah dirilis. Rencana aksi tersebut memanfaatkan pengalaman positif negara-negara lain, dan mengusulkan 13 tindakan yang layak yang bertujuan untuk mendorong pengembangan dan penerapan AI yang aman dan terkendali. Dokumen tersebut menekankan prinsip menghormati kedaulatan dan pendekatan yang adil untuk semua, berfokus pada penanganan masalah energi dan lingkungan, serta menyerukan kerja sama internasional dan tata kelola yang terkonsolidasi. Rencana aksi tersebut memberikan kebijaksanaan dan kontribusi Tiongkok untuk meningkatkan tata kelola AI global," lanjut Guo.

"Ketiga, diusulkan pembentukan organisasi kerja sama AI dunia. Ini merupakan langkah praktis yang diambil Tiongkok untuk mempraktikkan multilateralisme dan menggaungkan aspirasi negara-negara berkembang, sekaligus menjadi barang publik internasional lain yang disumbangkan Tiongkok. Tujuannya adalah untuk memaksimalkan manfaat AI, menjembatani kesenjangan AI, dan memastikan AI untuk kebaikan. Tiongkok sedang mempertimbangkan untuk mendirikan kantor pusat organisasi di Shanghai guna memaksimalkan peran pionir kota tersebut di bidang AI, serta untuk menggalang konsensus dan memajukan kerja sama," imbuhnya.

"Keempat, platform kerja sama ini dibangun untuk pertukaran dan berbagi hasil antar industri, universitas, dan lembaga penelitian. Pertemuan tersebut mempertemukan lebih dari 800 perusahaan AI dari lebih dari 70 negara dan wilayah, memamerkan lebih dari 3.000 produk teknologi mutakhir, mendirikan zona inkubasi inovasi, dan memamerkan lebih dari 100 produk berpengaruh yang memulai debutnya di Tiongkok atau dunia pada konferensi tersebut. Acara ini memamerkan rantai ekologi AI yang lengkap dalam mentransformasi teknologi dasar menjadi aplikasi industri, dan memberikan peluang berharga untuk pertukaran dan kerja sama di berbagai industri," ujar Guo.

"Tiongkok akan tetap berkomitmen untuk memperdalam kerja sama internasional di bidang AI dan bekerja sama dengan seluruh dunia untuk mendorong pengembangan AI yang terbuka dan inklusif demi kebaikan dan untuk semua," kata Jubir tersebut.

Komentar

Berita Lainnya