Senin, 6 Mei 2024 10:30:58 WIB

BMKG : Peralihan Musim Jadi Penyebab Suhu Udara "Gerah"
Indonesia

Endro

banner

Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati. Beritasatu

JAKARTA, Radio Bharata Online - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati menegaskan, bahwa cuaca panas yang terjadi di Indonesia akhir-akhir ini, bukanlah akibat gelombang panas atau heatwave. Berdasarkan karakteristik dan indikator statistik pengamatan suhu yang dilakukan BMKG, fenomena cuaca panas tersebut tidak dapat dikategorikan sebagai gelombang panas.

Dwikorita mengatakan, memang betul, saat ini gelombang panas sedang melanda berbagai negara Asia, seperti Thailand dengan suhu maksimum mencapai 52°C. Dan Kamboja, dengan suhu udara mencapai level tertinggi dalam 170 tahun terakhir, yaitu 43°C pada minggu ini. 

Dalam keterangan Pers yang dikonfirmasi di Jakarta Senin pagi, Dwikorita menjelaskan, khusus di Indonesia yang terjadi bukanlah gelombang panas, melainkan suhu panas seperti pada umumnya.

Menurutnya, kondisi maritim di sekitar Indonesia dengan laut yang hangat dan topografi pegunungan, mengakibatkan naiknya gerakan udara. Sehingga dimungkinkan terjadinya penyanggaan atau buffer kenaikan temperatur secara ekstrem, dengan terjadi banyak hujan yang mendinginkan permukaan secara periodik. 

Hal inilah yang menyebabkan tidak terjadinya gelombang panas di wilayah Kepulauan Indonesia.

Untuk suhu panas yang terjadi, adalah akibat dari pemanasan permukaan bumi, sebagai dampak dari mulai berkurangnya pembentukan awan, dan berkurangnya curah hujan. Sama halnya dengan kondisi "gerah" yang dirasakan masyarakat Indonesia akhir-akhir ini.

Hal tersebut juga merupakan sesuatu yang umum terjadi pada periode peralihan musim hujan ke musim kemarau, sebagai kombinasi dampak pemanasan permukaan, dan kelembaban yang masih relatif tinggi pada periode peralihan ini.

Periode peralihan umumnya dicirikan dengan kondisi pagi hari yang cerah, siang hari yang terik dengan pertumbuhan awan yang pesat, diiringi peningkatan suhu udara, kemudian terjadi hujan pada siang menjelang sore, atau sore menjelang malam hari.

Sedangkan pada malam hari, kondisi gerah serupa juga dapat terasa, jika langit masih tertutup awan, dengan suhu udara serta kelembaban udara yang relatif tinggi. Selanjutnya, udara berangsur-angsur dirasakan mendingin kembali jika hujan sudah mulai turun. (BMKG)

Komentar

Berita Lainnya

Memperkuat Ketahanan Pangan Nasional Indonesia

Rabu, 5 Oktober 2022 17:33:33 WIB

banner
Pertemuan P20 di Buka Indonesia

Kamis, 6 Oktober 2022 14:20:55 WIB

banner