Rabu, 17 Juli 2024 12:19:26 WIB
Utusan Tiongkok Desak NATO untuk Berhenti Jadi Pengacau Keamanan Bersama
International
Eko Satrio Wibowo

Fu Cong, Perwakilan Tetap Tiongkok untuk PBB (CMG)
New York, Radio Bharata Online - Seorang utusan Tiongkok pada hari Selasa (16/7) mendesak NATO dan negara-negara tertentu untuk merenungkan diri mereka sendiri dan berhenti menjadi pembuat onar yang membahayakan keamanan bersama dengan mengorbankan negara lain.
Selama debat terbuka Dewan Keamanan PBB tentang kerja sama multilateral demi kepentingan tatanan dunia yang lebih adil, demokratis, dan berkelanjutan, Fu Cong, Perwakilan Tetap Tiongkok untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa, mengatakan lanskap internasional semakin ditentukan oleh politik blok, ekonomi dunia menghadapi hambatan anti-globalisasi, dan tata kelola internasional semakin terfragmentasi. Umat manusia sekali lagi dihadapkan pada pilihan historis tentang ke mana harus pergi dari sini, katanya.
Menanggapi "tatanan internasional berbasis aturan" yang dianjurkan oleh beberapa negara, Fu mempertanyakan sifat dan asal usul aturan-aturan ini.
Apa yang disebut tatanan internasional berbasis aturan yang dianjurkan oleh beberapa negara sebenarnya dimaksudkan untuk menciptakan sistem lain di luar sistem hukum internasional yang ada dan untuk mencari legitimasi bagi standar ganda dan pengecualian, kata Fu.
"Saya ingin menekankan bahwa hanya ada satu tatanan di dunia, yaitu tatanan internasional yang berdasarkan hukum internasional. Hanya ada satu perangkat aturan, dan itu adalah norma dasar yang mengatur hubungan internasional berdasarkan tujuan dan prinsip Piagam PBB. Tidak ada ruang untuk ambiguitas dalam hal prinsip, dan posisi harus ditetapkan dengan jelas. Sudah saatnya konsep-konsep yang bertujuan untuk membingungkan publik dihentikan," kata Fu.
Dengan latar belakang krisis di Ukraina dan konflik Palestina-Israel yang sedang berlangsung, Fu mengatakan negara-negara sangat peduli dengan keamanan bersama internasional, dan banyak negara dan orang yang cinta damai bekerja tanpa lelah untuk mewujudkan perdamaian.
Tapi, NATO, blok militer regional yang tersisa dari Perang Dingin, telah berupaya memperluas lingkup pengaruhnya, tanpa henti menciptakan narasi palsu, menyiramkan minyak ke api ke mana pun mereka pergi, mengobarkan konfrontasi antara kubu, dan bahkan mengalihkan kesalahan ke negara-negara di luar kawasan untuk menjebak mereka dalam masalah Ukraina. Ini adalah kebalikan dari apa yang dilakukan komunitas internasional dalam mempromosikan perdamaian dan negosiasi, kata Fu.
"Sejarah telah membuktikan dengan jelas bahwa di mana pun NATO mengulurkan tangan, kekacauan dan gejolak akan terjadi. Kami mendesak NATO dan negara-negara tertentu untuk merenungkan diri mereka sendiri dan berhenti menjadi pembuat onar yang membahayakan keamanan bersama dengan mengorbankan orang lain," kata Fu.
Fu juga mendesak semua negara untuk menanggapi tren umum kebangkitan kolektif Global Selatan dan membuat langkah-langkah substantif di bidang-bidang seperti reformasi arsitektur keuangan internasional dan tata kelola kecerdasan buatan, untuk membantu dan memberdayakan negara-negara berkembang untuk mengejar ketertinggalan.
Beberapa negara telah melebih-lebihkan konsep keamanan nasional dengan membangun "halaman kecil, pagar tinggi" dan tanpa pandang bulu memberlakukan sanksi sepihak untuk mengganggu produksi global dan rantai pasokan, kata Fu, seraya menambahkan bahwa upaya semacam itu pada akhirnya akan mengarah pada situasi tanpa pemenang, baik secara bilateral maupun multilateral. Fu mendesak semua negara untuk dengan tegas menolak praktik-praktik yang salah tersebut.
Komentar
Berita Lainnya
Politisi Jerman Kritik Parlemen Eropa karena Tetap Operasikan Dua Kompleksnya di Tengah Krisis Energi International
Jumat, 7 Oktober 2022 8:37:55 WIB

Patung Kepala Naga dari Batu Pasir Berusia Ratusan Tahun Ditemukan di Taman Angkor Kamboja International
Jumat, 7 Oktober 2022 16:2:20 WIB

Tiga Ekonom Internasional Raih Hadiah Nobel Ekonomi 2022 International
Selasa, 11 Oktober 2022 12:41:19 WIB

Peng Liyuan serukan upaya global untuk meningkatkan pendidikan bagi anak perempuan International
Rabu, 12 Oktober 2022 8:34:27 WIB

Sekjen PBB Serukan Cakupan Sistem Peringatan Dini Universal untuk Bencana Iklim International
Sabtu, 15 Oktober 2022 8:59:46 WIB

Jokowi Puji Kepemimpinan Xi Jinping: Dekat dengan Rakyat, Memahami Betul Masalah yang Dihadapi Rakyat International
Senin, 17 Oktober 2022 13:29:21 WIB

Forum Pangan Dunia ke-2 Dibuka di Roma International
Selasa, 18 Oktober 2022 23:8:41 WIB

Australia Janji Pasok Senjata Buat Indonesia International
Jumat, 21 Oktober 2022 9:11:43 WIB

AS Pertimbangkan Produksi Senjata Bersama Taiwan International
Sabtu, 22 Oktober 2022 9:6:52 WIB

Pemimpin Sayap Kanan Giorgia Meloni Jadi PM Wanita Pertama Italia International
Sabtu, 22 Oktober 2022 11:57:58 WIB

Krisis Di Inggris Membuat Jutaan Warga Sengaja Tidak Makan Biar Hemat International
Minggu, 23 Oktober 2022 7:54:8 WIB

Gunung Kilimanjaro di Tanzania Dilanda Kebakaran International
Minggu, 23 Oktober 2022 15:24:53 WIB

Para Pemimpin Negara Ucapkan Selamat atas Terpilihnya Kembali Xi Jinping International
Senin, 24 Oktober 2022 11:47:39 WIB

Menlu ASEAN Akan Gelar Pertemuan Khusus di Indonesia Bahas Myanmar International
Senin, 24 Oktober 2022 16:57:17 WIB

Konser di Myanmar Berubah Menjadi Horor Saat Serangan Udara Militer Tewaskan Sedikitnya 60 Orang International
Selasa, 25 Oktober 2022 10:2:29 WIB
