Bole, Radio Bharata Online - Di sudut terpencil Prefektur Otonomi Bortala Mongol di Xinjiang, Tiongkok barat laut, Desa Dingjige telah menjadi model revitalisasi pedesaan, menarik ratusan rombongan pengunjung dari seluruh Tiongkok setiap tahun untuk mempelajari pengalaman dan praktik terbaiknya.

Setibanya di sana, para pengunjung menyaksikan kegiatan komunitas yang sedang berlangsung untuk menilai kualitas halaman, yang dikenal sebagai "kontes halaman indah".

Menurut pejabat desa, Silnai, kontes ini menyoroti pendekatan unik terhadap pembangunan desa, yakni pemisahan yang jelas antara "zona hidup, bercocok tanam, dan berkembang biak".

Dulu, halaman rumah penduduk desa Uighur dan Kazakh seringkali berantakan dan tidak teratur. Dengan dukungan komite desa, penduduk belajar menata ulang ruang mereka dan menanam sayuran, mengubah halaman kosong menjadi "halaman sumber pendapatan" yang menyenangkan dan produktif.

"Kami menanam semua jenis sayuran di halaman rumah kami sekarang. Sebelumnya, pembelian sayuran di musim panas menghabiskan biaya lebih dari 1.000 yuan. Sekarang uang itu tetap masuk ke kantong kami sendiri," kata Kaderhan Shalshan, Penduduk Desa Dingjige.

"Setelah desa ini diperindah, orang-orang senang datang dan makan di sini. Pendapatan kami lebih dari 1.000 yuan (sekitar 2,3 juta rupiah) per bulan," jelas seorang warga desa lainnya bernama Ruzahon.

Berlandaskan keberhasilan itu, Desa Dingjige terus menjajaki cara-cara untuk meningkatkan tingkat penyerapan tenaga kerja di wilayah tersebut -- sebuah kawasan industri kecil yang hanya berjarak 100 meter dari pintu masuk desa.

Dengan luas lebih dari 30 mu (sekitar 2 hektar), kawasan tersebut menampung puluhan usaha kecil, yang memungkinkan penduduknya mencari pekerjaan di dekat rumah.

"Tingkat penyerapan tenaga kerja di Dingjige telah mencapai 95 persen. Setiap orang punya pekerjaan, setiap orang punya uang untuk diusahakan," ujar Silnai.

Saat ini, penduduk desa menikmati pendapatan tahunan rata-rata melebihi 30.000 yuan, dan jalan menuju kesejahteraan bersama terus melebar.

Tahun ini, Xinjiang akan membangun 260 "desa yang indah dan layak huni" seiring komunitas seperti Dingjige meninggalkan penampilan lama mereka dan merangkul vitalitas baru dalam upaya revitalisasi pedesaan di wilayah tersebut.