Guangzhou, Radio Bharata Online - Kota-kota di seluruh Tiongkok telah memberikan insentif kepada pembeli rumah untuk membeli rumah dengan energi rendah sebagai bagian dari upaya besar-besaran untuk menstabilkan pasar real estat di negara tersebut dan mengurangi emisi.

Lebih dari 70 kota di Tiongkok telah memperkenalkan pengoptimalan kebijakan yang terkait dengan dana jaminan perumahan (HPF), sebuah dana pensiun yang dibayarkan oleh para pekerja dan nantinya dapat ditarik untuk biaya perumahan. Banyak yang mengumumkan bahwa mereka akan meningkatkan batas pinjaman dari pusat manajemen HPF lokal, dengan pinjaman untuk perumahan hijau muncul sebagai fokus utama.

Pada tanggal 1 April 2024, Kota Ordos di Daerah Otonomi Mongolia Dalam, Tiongkok Utara menaikkan batas pinjaman untuk perumahan hijau sebesar 10 persen. Tak lama setelah itu, Pusat Manajemen Dana Perumahan Beijing meminta umpan balik dari masyarakat mengenai proposal pembelian bangunan hijau. Proposal ini akan meningkatkan batas pinjaman sebesar 400.000 yuan (sekitar 889 juta rupiah) sehingga memungkinkan pinjaman hingga 1,6 juta yuan (sekitar 3,5 miliar rupiah) untuk pembeli rumah hemat energi.

Kota Guangzhou di Tiongkok selatan memperkenalkan kebijakan serupa pada hari yang sama, dengan meluncurkan sistem tingkat untuk pinjaman berdasarkan sistem sertifikasi negara untuk bangunan hijau, yang menggunakan sistem empat tingkat dengan bangunan hijau dikategorikan sebagai tingkat dasar, tingkat bintang 1, tingkat bintang 2 dan tingkat bintang 3.

"Pembeli rumah hijau atau rumah prefabrikasi dengan tingkat bintang satu dapat menikmati peningkatan batas pinjaman sebesar 10 persen, sementara mereka yang memiliki bintang dua dapat memperoleh keuntungan hingga 20 persen. Selain itu, keluarga dengan dua anak atau lebih dapat menikmati peningkatan batas pinjaman sebesar 30 persen," kata Feng Wei, Direktur Pusat Manajemen Dana Perumahan Guangzhou.

Data terbaru menunjukkan bahwa bangunan hijau merupakan 90 persen dari konstruksi baru di Tiongkok. Pada tahun 2025, semua bangunan baru di daerah perkotaan dan pedesaan diharapkan dapat memenuhi standar bangunan hijau.

"Industri bangunan adalah salah satu penghasil emisi terbesar. Mengintegrasikan kebijakan keuangan dengan tujuan mencapai puncak karbon dan netralitas karbon dengan menggabungkan perumahan dan keuangan hijau merupakan langkah inovatif untuk memobilisasi dana jaminan perumahan," ujar Cai Zhen, seorang peneliti di Institute of Finance and Banking, Chinese Academy of Social Sciences.