Tiongkok, Radio Bharata Online - Perdagangan luar negeri Tiongkok dengan 14 anggota RCEP lainnya pada kuartal pertama tahun 2024 naik 2,7 persen dari tahun ke tahun menjadi 3,08 triliun yuan (sekitar 6.838 triliun rupiah), menyumbang 30,3 persen dari total volume perdagangan luar negeri negara tersebut, menurut Administrasi Umum Kepabeanan (General Administration of Customs/GAC) pada hari Jum'at (12/4) lalu.
Dalam tiga bulan pertama, Tiongkok mengekspor produk senilai 1,6 triliun yuan (sekitar 3.552 triliun rupiah) ke anggota RCEP lainnya, naik 2 persen dari tahun ke tahun. Diantaranya, ekspor produk setengah jadi ke negara-negara tersebut meningkat 2,1 persen, menyumbang 31,7 persen dari total nasional. Ekspor produk setengah jadi dari komponen elektronik dan produk padat karya juga mempertahankan pertumbuhan dua digit.
Sementara itu, Tiongkok mencatat impor produk senilai 1,48 triliun yuan (sekitar 3.285 triliun rupiah) dari anggota RCEP lainnya, naik 3,4 persen dari tahun ke tahun. Diantaranya, volume impor komoditas curah dari negara-negara ini, terutama pasir mineral logam dan produk energi, meningkat 2,8 persen, menyumbang 42,3 persen dari total impor komoditas curah Tiongkok.
Pada kuartal pertama, sebanyak 4.320 perusahaan perdagangan luar negeri Tiongkok menikmati 24,69 miliar yuan (sekitar 54,8 triliun rupiah) impor preferensial di bawah RCEP dan 670 juta yuan (sekitar 1,48 triliun rupiah) konsesi tarif, masing-masing naik 35,3 persen dan 38,7 persen.
Dalam hal ekspor, 18.000 perusahaan ekspor mengajukan permohonan sertifikat asal RCEP, yang melibatkan barang senilai 63,94 miliar yuan (sekitar 142 triliun rupiah), naik 2,6 persen.
Ada juga 729 eksportir yang disetujui yang secara mandiri mengeluarkan deklarasi asal RCEP, dengan nilai 2,41 miliar yuan (sekitar 5,35 triliun rupiah), naik 12,6 persen.
Mulai berlaku pada tahun 2022, RCEP terdiri dari 15 negara Asia Pasifik termasuk 10 negara anggota ASEAN, yakni Brunei, Kamboja, Indonesia, Laos, Malaysia, Myanmar, Filipina, Singapura, Thailand, dan Vietnam, serta lima mitra dagang mereka, yaitu Tiongkok, Jepang, Korea Selatan, Australia, dan Selandia Baru.