Xi'an, Bharata Online - Pekan Kadet Internasional Angkatan Udara PLA Keenam resmi dibuka pada hari Senin (3/11) di Universitas Teknik Angkatan Udara PLA di Kota Xi'an, Tiongkok barat laut, yang mempertemukan para kadet dari Tiongkok dan 17 negara lainnya, termasuk Indonesia dan Mesir.

Mengusung tema "Saling Berbagi dan Belajar, Meningkatkan Persahabatan, dan Berjuang Bersama untuk Masa Depan yang Lebih Baik", acara ini mempertemukan peserta dari lebih dari 10 akademi militer Tiongkok dan rekan-rekan internasional mereka. Selama minggu depan, kadet Tiongkok dan asing akan digabungkan ke dalam tim untuk belajar bersama, berlatih, dan melakukan kegiatan budaya guna meningkatkan saling pengertian dan menjalin persahabatan.

"Ini pertama kalinya saya datang ke Tiongkok, dan kegiatan ini juga. Saya merasa sedikit terkejut dan bersemangat dengan budaya dan teknologi yang akan saya lihat," kata Surawet dari Thailand.

"Saya menonton banyak video di TikTok. Dan saya pikir paradenya sangat mengesankan, karena barisannya. Semangatnya terasa sekali," kata Dominica dari Ekuador.

Pertama kali diselenggarakan pada tahun 2012, Pekan Kadet Internasional Angkatan Udara telah menjadi platform utama bagi pertukaran antara akademi militer Tiongkok dan asing. Selama acara, para peserta akan mengunjungi fasilitas pendidikan dan pelatihan, mengikuti konferensi Model Perserikatan Bangsa-Bangsa, dan mengamati peralatan militer modern Tiongkok.

"Saya senang dapat berpartisipasi dalam Pekan Kadet Internasional tahun ini. Melalui komunikasi dengan para kadet dari militer asing, saya berkesempatan untuk mempelajari pengetahuan dan budaya militer mereka," ujar kadet Tiongkok, Si Minghui.

"Angkatan Udara Tiongkok adalah masa depan Angkatan Udara di dunia karena teknologi dan disiplinnya yang baik," ujar Shakir dari Indonesia.

"Acara ini tidak hanya membantu para kadet dari semua negara membangun persahabatan lintas batas, tetapi juga berkontribusi pada pertumbuhan pribadi mereka dan memiliki makna yang berkelanjutan bagi kerja sama di bidang kedirgantaraan di masa depan," pungkas Wang Wei dari universitas tuan rumah.