Senin, 26 Februari 2024 12:0:42 WIB

Apabila kondisi atmosfer menjadi labil/tidak stabil
Indonesia

Endro

banner

FOTO: BMKG

JAKARTA, Radio Bharata Online - Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto mengatakan, bahwa berdasarkan monitoring yang dilakukan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), terdapat beberapa fenomena atmosfer yang terpantau masih cukup signifikan, dan dapat memicu peningkatan curah hujan yang disertai kilat/angin kencang di wilayah Indonesia.  

Yang pertama yaitu aktivitas monsun asia yang masih dominan.  Kedua, aktivitas Madden Jullian Oscillation (MJO) pada kuadran 3 (Samudra Hindia Bagian Timur), yang diprediksi akan memasuki wilayah Pesisir Barat Indonesia pada beberapa pekan kedepan.  Ketiga, ketika adanya aktivitas gelombang atmosfer di sekitar Indonesia bagian Selatan, Tengah, dan Timur. Dan keempat, terbentuknya pola belokan dan pertemuan angin, yang memanjang di Indonesia Bagian Tengah dan Selatan. Ini juga menandai Indonesia segera memasuki masa peralihan musim.

Karena itu laman BMKG dalam siaran persnya, mengingatkan masyarakat untuk mewaspadai potensi terjadinya cuaca ekstrem selama periode pancaroba (peralihan musim), yang diprakirakan berlangsung pada bulan Maret - April 2024.

Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati pada hari Minggu di Jakarta mengatakan, selama periode pancaroba, masyarakat perlu meningkatkan kewaspadaan dan antisipasi dini terhadap potensi cuaca ekstrem seperti hujan lebat dalam durasi singkat, yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang, angin puting beliung, dan fenomena hujan es.

Dwikorita menjelaskan, berdasarkan analisa dinamika atmosfer yang dilakukan BMKG, didapati bahwa saat ini puncak musim hujan telah terlewati di berbagai wilayah Indonesia, khususnya bagian Selatan Indonesia. Hal ini mengindikasikan bahwa wilayah tersebut akan mulai memasuki peralihan musim di bulan Maret hingga April. 

Menurutnya, salah satu ciri masa peralihan musim adalah pola hujan yang biasa terjadi pada sore hingga menjelang malam hari, dengan didahului oleh adanya udara hangat dan terik pada pagi hingga siang hari.  Karakteristik hujan pada periode ini cenderung tidak merata, dengan intensitas sedang hingga lebat dalam durasi singkat. Apabila kondisi atmosfer menjadi labil/tidak stabil, maka potensi pembentukan awan konvektif seperti awan Cumulonimbus, akan meningkatkan potensi kilat/petir, angin kencang, puting beliung, bahkan hujan es. (BMKG)

Komentar

Berita Lainnya

Kegiatan interaktif tentang adat istiadat Indonesia

Rabu, 5 Oktober 2022 15:20:17 WIB

banner
Kapolri Jenderal Pol Indonesia

Jumat, 7 Oktober 2022 10:59:49 WIB

banner