Jumat, 16 Mei 2025 10:35:32 WIB
Tiongkok Mendesak Memasukkan Peristiwa Nakba Dalam Sejarah Melalui Solusi Dua Negara
International
Endro

Geng Shuang, wakil perwakilan tetap Tiongkok untuk PBB, berpidato dalam pertemuan Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa di markas besar PBB di Kota New York, AS, 15 Februari 2025. /VCG
NEW YORK, Radio Bharata Online - Wakil perwakilan tetap Tiongkok untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa, Geng Shuang, pada hari Kamis menyerukan langkah-langkah mendesak untuk mewujudkan solusi yang komprehensif dan langgeng bagi masalah Palestina, dengan menekankan bahwa hanya melalui penerapan solusi dua negara, peristiwa Nakba dapat ditulis dalam sejarah.
Geng mengatakan, 77 tahun yang lalu, lebih dari separuh rakyat Palestina diusir atau melarikan diri dari rumah mereka saat perang Arab-Israel berkecamuk, dan sejak itu mereka memulai perjalanan yang sulit untuk memperjuangkan hak dan kepentingan mereka yang sah. Hari ini setelah 77 tahun berlalu, ketidakadilan historis yang diderita oleh rakyat Palestina, bukan hanya tidak terselesaikan, tetapi bahkan semakin memburuk.
Geng mengatakan hal itu di Markas Besar PBB di New York, yang menandai peringatan 77 tahun Nakba.
Menyoroti dampak yang menghancurkan dari konflik selama 19 bulan di Gaza, Geng mengatakan lebih dari 53.000 warga Palestina telah kehilangan nyawa, dan dua juta orang sekarang menghadapi bencana kemanusiaan yang belum pernah terjadi sebelumnya di bawah pengepungan Israel yang semakin intensif.
Perluasan permukiman yang terus berlanjut di Tepi Barat dan meningkatnya kekerasan pemukim, tanpa henti menekan ruang bagi rakyat Palestina, dan mengikis dasar solusi dua negara.
Menurut Geng, persoalan Palestina yang menjadi inti masalah di Timur Tengah, menyangkut perdamaian, stabilitas, dan keamanan jangka panjang kawasan tersebut. Maka penerapan solusi dua negara, adalah satu-satunya cara yang tepat untuk menyelesaikan masalah tersebut. Yang terpenting sekarang adalah segera mewujudkan gencatan senjata yang langgeng di Gaza, dan meringankan bencana kemanusiaan. (Sumber: Kantor Berita Xinhua)
Komentar
Berita Lainnya
Politisi Jerman Kritik Parlemen Eropa karena Tetap Operasikan Dua Kompleksnya di Tengah Krisis Energi International
Jumat, 7 Oktober 2022 8:37:55 WIB

Patung Kepala Naga dari Batu Pasir Berusia Ratusan Tahun Ditemukan di Taman Angkor Kamboja International
Jumat, 7 Oktober 2022 16:2:20 WIB

Tiga Ekonom Internasional Raih Hadiah Nobel Ekonomi 2022 International
Selasa, 11 Oktober 2022 12:41:19 WIB

Peng Liyuan serukan upaya global untuk meningkatkan pendidikan bagi anak perempuan International
Rabu, 12 Oktober 2022 8:34:27 WIB

Sekjen PBB Serukan Cakupan Sistem Peringatan Dini Universal untuk Bencana Iklim International
Sabtu, 15 Oktober 2022 8:59:46 WIB

Jokowi Puji Kepemimpinan Xi Jinping: Dekat dengan Rakyat, Memahami Betul Masalah yang Dihadapi Rakyat International
Senin, 17 Oktober 2022 13:29:21 WIB

Forum Pangan Dunia ke-2 Dibuka di Roma International
Selasa, 18 Oktober 2022 23:8:41 WIB

Australia Janji Pasok Senjata Buat Indonesia International
Jumat, 21 Oktober 2022 9:11:43 WIB

AS Pertimbangkan Produksi Senjata Bersama Taiwan International
Sabtu, 22 Oktober 2022 9:6:52 WIB

Pemimpin Sayap Kanan Giorgia Meloni Jadi PM Wanita Pertama Italia International
Sabtu, 22 Oktober 2022 11:57:58 WIB

Krisis Di Inggris Membuat Jutaan Warga Sengaja Tidak Makan Biar Hemat International
Minggu, 23 Oktober 2022 7:54:8 WIB

Gunung Kilimanjaro di Tanzania Dilanda Kebakaran International
Minggu, 23 Oktober 2022 15:24:53 WIB

Para Pemimpin Negara Ucapkan Selamat atas Terpilihnya Kembali Xi Jinping International
Senin, 24 Oktober 2022 11:47:39 WIB

Menlu ASEAN Akan Gelar Pertemuan Khusus di Indonesia Bahas Myanmar International
Senin, 24 Oktober 2022 16:57:17 WIB

Konser di Myanmar Berubah Menjadi Horor Saat Serangan Udara Militer Tewaskan Sedikitnya 60 Orang International
Selasa, 25 Oktober 2022 10:2:29 WIB
