Sabtu, 2 Agustus 2025 11:27:3 WIB

Pesawat Latih Canggih Benerasi Baru Tiongkok 'JL-10' Miliki Kemampuan Latihan dan Pertempuran Jarak Dekat
Teknologi

Eko Satrio Wibowo

banner

Pesawat Latih Canggih Benerasi Baru Tiongkok 'JL-10' (CMG)

Nanchang, Radio Bharata Online - Pesawat latih canggih generasi baru Tiongkok, JL-10, memiliki kemampuan untuk melatih pilot dan melakukan misi pertempuran jarak dekat. Hal ini menandai kemajuan Tiongkok dalam memperkuat kemampuan pertahanan nasional dan pengembangan militernya sejak berdirinya Tentara Pembebasan Rakyat Tiongkok atau People's Liberation Army (PLA) hampir seabad yang lalu.

Hari Jumat (1/8) menandai peringatan 98 tahun berdirinya PLA, yang telah menapaki jalan gemilang selama hampir satu abad.

Sejak 98 tahun yang lalu, tepatnya pada 1 Agustus 1927, sebuah tembakan di Nanchang menandai lahirnya jenis baru tentara rakyat di bawah kepemimpinan Partai Komunis Tiongkok (PKT). Tembakan itu melambangkan secercah harapan revolusi di tengah kegelapan dan menyalakan semangat juang untuk kebangkitan nasional.

Pemberontakan tersebut menjadikan Nanchang, ibu kota provinsi Jiangxi di Tiongkok timur, dijuluki "kota pahlawan". Dengan sejarah revolusioner yang mendalam, kota ini telah berkontribusi besar terhadap kemajuan teknologi penerbangan Tiongkok, meletakkan fondasi yang kokoh bagi perkembangan industri penerbangan sejak berdirinya Republik Rakyat Tiongkok pada tahun 1949.

Pesawat pertama yang diproduksi secara independen oleh Tiongkok - pesawat latih CJ-5 - melakukan penerbangan perdananya di Nanchang pada 3 Juli 1954. Setelah itu, serangkaian pesawat latih, termasuk CJ-6, JL-8, dan JL-10, dikembangkan di sini, menjadikan kota itu terkenal sebagai "tempat lahirnya pesawat latih Tiongkok".

Pesawat latih tampak tidak sekuat jet tempur, tetapi berfungsi sebagai alat penting bagi pilot untuk memperoleh keterampilan terbang. Banyak pesawat latih Tiongkok dikembangkan dan diproduksi oleh Jiangxi Hongdu Aviation Industry Group Co., Ltd., termasuk pesawat generasi baru yang canggih - JL-10.

JL-10 melakukan uji terbang perdananya pada 1 Juli 2013. Keberhasilan pengembangan JL-10 menandakan bahwa Tiongkok telah bergabung dengan sedikit negara yang mampu meneliti dan memproduksi pesawat latih canggih.

JL-10 terutama digunakan untuk melatih pilot jet tempur generasi keempat dan variannya, sehingga dijuluki "Little J-10" di kalangan pilot.

Desain JL-10 menampilkan strake besar dengan konfigurasi sayap-badan gabungan, yang meningkatkan kemampuan manuver dan stabilitas. Selain itu, pesawat ini juga menggunakan material komposit dalam jumlah yang signifikan, sehingga meningkatkan daya tahan dan keamanannya secara signifikan.

Pesawat ini memiliki desain mesin ganda, tata letak aerodinamis sayap-badan gabungan, dan sistem kendali fly-by-wire digital, serta kemampuan serang ringan.

"Ini adalah sayap tepi dengan desain gabungan yang terhubung dengan badan pesawat. Pada sudut serang tertentu, sayap ini menghasilkan dua pusaran udara angkat, yang memungkinkan pesawat melakukan manuver berkelanjutan seolah-olah melayang di udara. Di bawah sayap tepi, terdapat saluran masuk udara dengan takik bevel ganda, yang memaksimalkan daya dorong yang dihasilkan oleh mesin," ujar Zhang Hong, Kepala Perancang Pesawat Seri JL-10.

"Kokpitnya dirancang berbentuk tetesan air mata. Mengapa dibuat seperti ini? Kokpit ini mengangkut kadet dan instruktur, sehingga desainnya memiliki posisi yang lebih tinggi dan lebih rendah untuk memudahkan visibilitas bagi keduanya. Dengan demikian, baik kadet maupun instruktur dapat memiliki bidang pandang yang sangat baik saat mengamati lingkungan di luar kabin," jelas Yang Yao, Pilot Uji Senior.

Meskipun utamanya digunakan sebagai pesawat latih, JL-10 juga memiliki kemampuan tempur. Ketika dilengkapi dengan senjata, pesawat ini dapat melakukan misi tempur udara dan menunjukkan kemampuan jarak dekat yang sangat baik.

"JL-10 memiliki kapasitas kargo eksternal 3,5 ton. Terdapat tiga titik keras di setiap sayap, totalnya enam, beserta satu titik keras di badan pesawat. Hal ini memungkinkan pemasangan pod senjata atau jenis pod lainnya," ungkap Zhang.

Komentar

Berita Lainnya