Selasa, 4 Juli 2023 11:0:4 WIB
Ini adalah edisi ke-20 dari laporan tahunan tersebut
Ekonomi
Eko Satrio Wibowo

Klaus Zenkel dari Kamar Dagang Uni Eropa di Tiongkok (CMG)
Shenzhen, Radio Bharata Online - Mayoritas perusahaan Eropa yang beroperasi di Tiongkok ingin tetap berada di negara ini karena pasar Tiongkok terlalu besar dan penting untuk diabaikan meskipun tahun 2022 merupakan tahun yang sulit bagi bisnis, kata Klaus Zenkel dari Kamar Dagang Uni Eropa di Tiongkok.
Pernyataan tersebut menggemakan temuan utama dari laporan kepercayaan bisnis yang dirilis oleh kamar dagang tersebut. Temuan "Business Confidence Survey" untuk tahun 2023 dibahas dalam sebuah acara yang diselenggarakan oleh kamar dagang itu di Shenzhen, Provinsi Guangdong, Tiongkok selatan, pada hari Senin (3/7).
Ini adalah edisi ke-20 dari laporan tahunan tersebut, yang melihat status operasional perusahaan-perusahaan Eropa di Tiongkok, dan kepercayaan bisnis mereka di pasar Tiongkok.
Zenkel, ketua Dewan Pengurus Cabang Tiongkok Selatan (Guangzhou dan Shenzhen), menimbang temuan-temuan tersebut dan menyoroti perlunya dukungan pemerintah untuk meningkatkan kepercayaan pasar dan mengimbangi dampak hambatan ekonomi yang dihadapi oleh perusahaan-perusahaan domestik dan internasional. Itu ia utarakan dalam sebuah wawancara eksklusif dengan China Global Television Network (CGTN).
"Jadi tahun 2022 adalah tahun yang sulit bagi perusahaan-perusahaan Tiongkok, juga bagi perusahaan-perusahaan Eropa. Berdasarkan survei kepercayaan bisnis kami, yang dilakukan pada awal tahun, antara Februari dan Maret, tepat setelah pembukaan, sekitar 64 persen (perusahaan) melaporkan bahwa bisnis di Tiongkok semakin sulit. Greater Bay Area memiliki lingkungan bisnis yang baik, infrastruktur yang sangat kuat. Namun, beberapa perusahaan juga mengalami kerugian, tergantung pada industrinya, dan mereka kehilangan pendapatan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya," papar Zenkel.
Menurut laporan tersebut, 90 persen perusahaan Uni Eropa ingin tetap berada di Tiongkok.
"Persentase perusahaan yang ingin tetap tinggal di Tiongkok cukup tinggi. Sekitar 90 persen. Mereka ingin tetap tinggal di Tiongkok, mereka hanya tidak ingin berekspansi saat ini, mereka akan menunggu sebentar. Tetapi pasar Tiongkok terlalu besar dan terlalu penting untuk diabaikan, sehingga perusahaan-perusahaan ingin berada di Tiongkok. (Jika kita melihat) perusahaan kecil dan menengah, mereka memiliki lebih banyak kesulitan. Sangat disarankan agar pemerintah Tiongkok memberikan banyak dukungan kepada UKM, karena UKM adalah tulang punggung ekonomi," tambahnya.
Komentar
Berita Lainnya
Banyaknya investasi yang masuk ke Jateng saat ini menjadi bukti bahwa Indonesia masih menjadi negara yang dipercaya para investor Ekonomi
Selasa, 4 Oktober 2022 18:8:39 WIB

Seperempat abad yang lalu Ekonomi
Kamis, 6 Oktober 2022 13:29:54 WIB

Selama liburan Hari Nasional tahun ini permintaan untuk perjalanan singkat dan penjualan peralatan luar ruangan terus meningkat Ekonomi
Jumat, 7 Oktober 2022 19:14:0 WIB

Shanghai mengharapkan mobil listrik penuh untuk membuat lebih dari setengah penjualan mobil pada tahun 2025 Ekonomi
Kamis, 13 Oktober 2022 21:21:32 WIB

Para petani cabai dan beras mengaku risau akan lonjakan harga akibat curah hujan yang tinggi sejak pekan lalu Ekonomi
Sabtu, 15 Oktober 2022 8:37:6 WIB

Huawei mengumumkan Ekonomi
Kamis, 20 Oktober 2022 10:1:4 WIB

14 negara teken kesepakatan dagang dengan pengusaha Indonesia Ekonomi
Kamis, 20 Oktober 2022 15:36:8 WIB

Menteri Keuangan Sri Mulyani optimis pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa di atas 5 Ekonomi
Sabtu, 22 Oktober 2022 11:45:9 WIB
