Kamis, 6 Juli 2023 10:24:27 WIB

Laporan ini menyerukan dukungan mendesak kepada negara-negara berkembang agar mereka dapat menarik lebih banyak investasi secara signifikan untuk transisi ke energi bersih

Ekonomi

Eko Satrio Wibowo

Beijing, Radio Bharata Online - Arus investasi asing langsung atau foreign direct investment (FDI) ke Tiongkok naik lima persen menjadi 189 miliar dolar AS (sekitar 2.846 triliun rupiah) pada tahun 2022, menurut sebuah laporan baru dari Konferensi Perdagangan dan Pembangunan Perserikatan Bangsa-Bangsa atau United Nations Conference on Trade and Development (UNCTAD) yang diterbitkan pada hari Rabu (5/7).

Dalam Laporan Investasi Dunia 2023, UNCTAD mengatakan peningkatan ini terkonsentrasi di industri manufaktur dan teknologi tinggi, dan sebagian besar berasal dari perusahaan-perusahaan multinasional Eropa.

Investasi asing langsung turun secara global sebesar 12 persen tahun lalu menjadi 1,3 triliun dolar AS (sekitar 19.582 triliun rupiah), kata laporan tersebut, dengan menyalahkan sebagian besar krisis global yang tumpang tindih, seperti konflik militer antara Rusia dan Ukraina, harga pangan dan energi yang tinggi, serta utang publik yang melonjak.

Laporan tersebut juga mengungkapkan adanya defisit investasi tahunan dalam pembangunan hijau di negara-negara berkembang. Meskipun negara-negara ini membutuhkan sekitar 1,7 triliun dolar AS (sekitar 25.606 triliun rupiah) setiap tahunnya untuk investasi energi terbarukan, termasuk untuk jaringan listrik, jalur transmisi dan penyimpanan, mereka hanya menarik sekitar 544 miliar dolar AS (atau 8,194 triliun rupiah) pada tahun 2022.

Laporan ini menyerukan dukungan mendesak kepada negara-negara berkembang agar mereka dapat menarik lebih banyak investasi secara signifikan untuk transisi ke energi bersih.

Komentar