Radio Bharata Online - Sejak 1990, militer Tiongkok telah mengerahkan lebih dari 50.000 personel penjaga perdamaian di lebih dari 20 negara dan wilayah. Saat ini, hampir 1.800 personel militer Tiongkok bertugas di tujuh wilayah misi dan markas besar PBB. Para penjaga perdamaian ini bekerja di lingkungan berisiko tinggi, di mana persenjataan yang rawan meledak, bentrokan bersenjata, dan penyakit menular menjadi ancaman serius bagi mereka.
Tiongkok menjadi salah satu penyumbang pasukan terbesar, dan penyumbang keuangan terbesar kedua, menyediakan personel yang terlatih dan siap dikerahkan ke berbagai misi penjaga perdamaian di seluruh dunia.
Peran penting ini mencakup kontribusi militer yang signifikan, keterlibatan dalam pembuatan kebijakan, dan partisipasi dalam operasi lapangan untuk menjaga stabilitas global.
Dibandingkan anggota tetap Dewan Keamanan PBB lainnya, Tiongkok telah mengerahkan lebih banyak pasukan penjaga perdamaian, dengan lebih dari 1.800 tentara aktif dan 8.000 personel dalam pasukan siaga.
Tiongkok juga memberikan kontribusi finansial yang substansial untuk anggaran operasi penjaga perdamaian PBB, mencakup sekitar 19% dari pendanaan program.
Tiongkok secara aktif berpartisipasi dalam konsultasi PBB, diantaranya mengenai pembuatan kebijakan dan reformasi penjaga perdamaian, memberikan masukan untuk meningkatkan efektivitas dan keselamatan operasi penjaga perdamaian PBB, menyelenggarakan pertemuan untuk menyusun dan meninjau dokumen penting, termasuk Manual Unit Insinyur Militer Misi Penjaga Perdamaian PBB, dan Buku Pegangan Penjaga Perdamaian-Intelijen Militer.
Partisipasi Tiongkok dalam misi penjaga perdamaian di negara-negara seperti Sudan Selatan dan Republik Demokratik Kongo, juga membantu menjaga stabilitas, yang menjamin keamanan investasi dan kepentingan ekonomi Tiongkok.
Keterlibatan Negara ini sebagai penjaga perdamaian, telah mendorong kerja sama dan meningkatkan hubungan bilateral dan multilateral Tiongkok, secara aktif mendukung agenda PBB, dan berusaha mempromosikan stabilitas sosial dan pemulihan ekonomi, sebagai bagian dari "masa depan bersama".