Senin, 28 April 2025 13:37:11 WIB

Tiongkok Bertekad Ambil Tindakan Tegas untuk Mengekang Lonjakan Nilai Tukar
Ekonomi

Eko Satrio Wibowo

banner

Zou Lan, Wakil Gubernur Bank Rakyat Tiongkok (CMG)

Beijing, Radio Bharata Online - Seorang pejabat dari Bank Rakyat Tiongkok mengumumkan dalam konferensi pers di Beijing pada hari Senin (28/4) bahwa langkah-langkah tegas akan diterapkan untuk mengatasi risiko melampaui batas nilai tukar karena negara tersebut beradaptasi dengan perubahan kondisi ekonomi.

Zou Lan, Wakil Gubernur Bank Rakyat Tiongkok, membuat pernyataan tersebut sebagai tanggapan atas pertanyaan mengenai dampak fluktuasi tajam baru-baru ini di pasar obligasi Treasury AS dan nilai tukar dolar AS terhadap nilai tukar RMB.

"Baru-baru ini, ada beberapa fluktuasi di pasar utang AS. Yang ingin saya tekankan adalah, untuk waktu yang lama, cadangan devisa Tiongkok telah memprioritaskan keamanan, likuiditas, dan pelestarian serta apresiasi nilai. Investasi telah dilakukan di pasar keuangan internasional sesuai dengan prinsip-prinsip pemasaran dan spesialisasi, dengan portofolio investasi yang terdiversifikasi secara efektif. Oleh karena itu, dampak perubahan di satu pasar atau aset terhadap cadangan devisa Tiongkok secara umum terbatas," kata Zou.

Zhou menyoroti fondasi ekonomi Tiongkok yang kokoh, posisi pembayaran internasionalnya yang seimbang secara umum, dan pasar valuta asing yang tangguh, faktor-faktor yang akan terus mendukung stabilitas nilai tukar RMB.

"Pada tahap berikutnya, Bank Rakyat Tiongkok akan terus menerapkan kebijakan moneter yang akomodatif dan mendukung ekonomi riil. Pada saat yang sama, akan mematuhi sistem nilai tukar mengambang terkendali berdasarkan penawaran dan permintaan pasar, dengan mengacu pada sekeranjang mata uang. Bank akan menegakkan peran pasar yang menentukan dalam pembentukan nilai tukar, memperkuat ketahanan pasar valuta asing, menstabilkan ekspektasi pasar, meningkatkan manajemen pasar, dengan tegas mengoreksi perilaku pasar prosiklis, menangani tindakan yang mengganggu tatanan pasar, mencegah risiko melambungnya nilai tukar, dan mempertahankan nilai tukar RMB pada tingkat yang umumnya stabil, adaptif, dan seimbang," jelasnya.

Komentar

Berita Lainnya

Krisis Ekonomi 1997 Kembali Bayangi Asia Ekonomi

Kamis, 6 Oktober 2022 13:29:54 WIB

banner