Kamis, 7 Agustus 2025 14:35:54 WIB

Ledakan Ekowisata Ubah Lanskap Terpencil Tibet Jadi Pusat Ekonomi yang Berkembang Pesat
Ekonomi

Eko Satrio Wibowo

banner

Pegunungan yang tertutup salju, sungai, dan padang rumput (CMG)

Qamdo, Radio Bharata Online - Di jantung Pegunungan Nyenchen Tanglha di Tibet, lanskap yang dulunya terisolasi seperti Gunung Salju Sakpu telah menjadi pusat ekonomi yang dinamis, mengubah lembah gletser dan danau biru kehijauan menjadi sumber penghidupan berkelanjutan melalui pariwisata.

Dengan infrastruktur transportasi yang semakin baik selama bertahun-tahun, lanskap yang menakjubkan itu telah menyaksikan pesatnya perkembangan ekowisata, memprioritaskan konservasi sekaligus memperkaya masyarakat lokal.

Pemerintah daerah telah memanfaatkan peningkatan ekowisata ini dengan menawarkan pengalaman yang telah dikurasi, termasuk menunggang kuda melintasi padang rumput yang luas, mengamati bintang di tenda-tenda mewah di bawah langit yang murni, dan pertunjukan matahari terbit "Dabu Ashey", sebuah tarian warisan budaya takbenda yang diakui secara nasional yang berakar pada tradisi pertanian.

Di dekatnya, Danau Tiga Warna berkilauan di bawah sinar matahari, memikat pengunjung dengan keindahannya yang memukau. Di pintu masuk area yang indah ini, penduduk desa setempat, Sangden, dan istrinya, mengelola sebuah kios barbekyu keliling yang ramai di tengah arus wisatawan yang tak henti-hentinya.

"Kami menghasilkan sekitar 500-600 yuan (sekitar 1,13 juta-1,36 juta rupiah) setiap hari. Kami cukup puas dengan itu," kata Sangden.

Komunitasnya, yang dulu terisolasi, kini menikmati pendapatan pariwisata tahunan sebesar enam juta yuan (sekitar 13,6 miliar rupiah), dengan tujuh homestay yang dikelola keluarga beroperasi.

Dengar Dhesi, bocah tujuh tahun, yang ayahnya mengubah rumah mereka menjadi homestay dengan penghasilan 100.000 yuan (sekitar 226,7 juta rupiah) per tahun, dengan bangga memandu para tamu dalam bahasa Mandarin yang fasih.

"Nama saya Dengar Dhesi. Izinkan saya mengajak Anda berkeliling. Itu ayah saya. Dia sedang mengukir batu. Ini nenek saya. Dia datang ke sini untuk minum teh setiap sore. Dan ini ayunan paling menyenangkan di rumah kami!" katanya.

Sementara itu, penyelesaian Jalan Raya Nasional 349 September 2024 lalu terbukti transformatif, memangkas waktu tempuh dari Kabupaten Banbar ke Lhasa hingga empat jam dan memicu pertumbuhan pariwisata yang pesat di wilayah tersebut.

"Jumlah pengunjung telah melampaui 300.000 tahun lalu, dan diperkirakan akan melampaui 500.000 tahun ini. Ke depannya, kami berencana untuk lebih mengembangkan karakteristik budaya lokal dan warisan takbenda. Kami sungguh bahagia karena akhirnya dapat menikmati manfaat dari ekologi kami. Perairan yang jernih dan pegunungan yang rimbun sungguh merupakan aset yang tak ternilai," ujar Rinchen Wangchuk dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Banbar.

Komentar

Berita Lainnya

Seperempat abad yang lalu Ekonomi

Kamis, 6 Oktober 2022 13:29:54 WIB

banner
Huawei mengumumkan Ekonomi

Kamis, 20 Oktober 2022 10:1:4 WIB

banner