Selasa, 16 Juli 2024 8:54:37 WIB
Fabby Tumiwa Direktur Eksekutif Institute for Essential Services and Reform (IESR) mengatakan industri energi terbarukan telah berkembang pesat di Tiongkok dan hal ini tentunya menguntungkan negara lain termasuk Indonesia karena biaya teknologi untuk transisi energi menjadi lebih terjangkau
Indonesia
ANTARA - AP Wira

Ilustrasi/foto: energibaik.com
JAKARTA, Radio Bharata Online - Para pakar dari Indonesia memandang Tiongkok bukan hanya menjadi mitra utama dalam kerja sama ekonomi, namun memiliki peluang memainkan peran penting membantu Indonesia dalam transisi menuju energi bersih dan merealisasikan target penurunan emisi karbon di masa depan.
Fabby Tumiwa Direktur Eksekutif Institute for Essential Services and Reform (IESR) mengatakan, industri energi terbarukan telah berkembang pesat di Tiongkok, dan hal ini tentunya menguntungkan negara lain, termasuk Indonesia, karena biaya teknologi untuk transisi energi menjadi lebih terjangkau.
"Keberhasilan Tiongkok mengembangkan energi terbarukan melalui kombinasi standar dan tata kelola yang ketat bisa menjadi contoh bagi banyak negara berkembang, termasuk Indonesia," kata Fabby dalam wawancara dengan Xinhua belum lama ini.
Pertama, Tiongkok membantu Indonesia membangun pembangkit energi terbarukan melalui kemampuannya dalam pembangunan yang tidak hanya memiliki kualitas bagus, namun juga waktu yang cepat dan biaya yang murah. Salah satu contoh suksesnya adalah peran PowerChina dalam pembangunan PLTS Cirata yang menjadi PLTS terapung terbesar di Asia Tenggara.
Kedua, Tiongkok perlu membantu mengembangkan industri energi terbarukan di Indonesia. Fabby mengharapkan agar perusahaan-perusahaan Tiongkokbisa menjangkau pasar Indonesia dengan membangun pabrik lokal, contohnya industri panel surya yang sangat dibutuhkan untuk menunjang program transisi energi Indonesia beberapa tahun mendatang.
Ketiga, dukungan Tiongkok dari sisi pembiayaan diberikan baik kepada proyek-proyek yang dikerjakan BUMN maupun swasta. Lembaga keuangan asal Tiongkok diharapkan bisa membantu menutup kesenjangan pembiayaan yang cukup besar untuk transisi energi di Indonesia.
Seperti diketahui, Indonesia menargetkan penurunan emisi gas rumah kaca sebesar 32 persen pada 2030, sementara target net zero emission ditargetkan pada 2060 atau lebih cepat [ANTARA]
Komentar
Berita Lainnya
Kegiatan interaktif tentang adat istiadat Indonesia
Rabu, 5 Oktober 2022 15:20:17 WIB

Untuk memperkuat ketahanan pangan nasional yang berkedaulatan dan mandiri Indonesia
Rabu, 5 Oktober 2022 17:33:33 WIB

Presiden Jokowi akan membuka secara resmi acara P20 tersebut pada pukul 1300 WIB Indonesia
Kamis, 6 Oktober 2022 14:20:55 WIB

Biaya Perawatan Para korban tragedi yang terjadi di Stadion Kanjuruhan Indonesia
Kamis, 6 Oktober 2022 14:48:18 WIB

Kapolri Jenderal Pol Indonesia
Jumat, 7 Oktober 2022 10:59:49 WIB

Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo membeberkan kronologi tragedi di Stadion Kanjuruhan Indonesia
Jumat, 7 Oktober 2022 11:9:42 WIB

Presiden Joko Widodo berpesan kepada dewan direksi supaya hati-hati dalam mengelola dana BPJS Ketenagakerjaan Indonesia
Jumat, 7 Oktober 2022 14:43:21 WIB
