Rabu, 13 Agustus 2025 11:2:33 WIB
Film Pembantaian Nanjing 'Dead To Rights' Tayang Perdana di Los Angeles
Sosial Budaya
Eko Satrio Wibowo

Sandro Gohoho, Eksekutif Distribusi sebuah perusahaan film (CMG)
Los Angeles, Radio Bharata Online - Film Tiongkok tentang Pembantaian Nanjing ditayangkan perdana di Los Angeles pada hari Senin (11/8), mengungkap kepada penonton Amerika Utara salah satu babak tergelap Perang Dunia II yang jarang ditampilkan di layar-layar Barat.
Film "Dead to Rights" menceritakan kisah mencekam tentang bertahan hidup dan perlawanan selama Pembantaian Nanjing, sebuah kejahatan perang dahsyat yang dilakukan oleh penjajah Jepang pada tahun 1937 yang merenggut nyawa ratusan ribu warga sipil dan tawanan perang.
Penayangan perdana, yang diselenggarakan bersama oleh CGTN America di Los Angeles, mempertemukan para pembuat film, tokoh budaya, dan sejarawan, yang semuanya berharap dapat memicu refleksi dan dialog.
"Harapan saya adalah edukasi, diskusi yang akan muncul dari film ini akan membantu orang-orang melihat kekejaman, betapapun sulitnya untuk menontonnya, lalu mengambil dan membagikannya. Saya rasa tujuannya adalah untuk tidak pernah terulang lagi," kata Presenter CGTN, Sean Callebs, saat pemutaran perdana.
Acara ini juga menarik tamu dari konsulat Tiongkok di Los Angeles.
"Setelah menonton film ini, saya benar-benar merasa berat hati. Begitu banyak orang Tiongkok yang kehilangan nyawa. Harganya begitu mahal bagi mereka, bagi rakyat Tiongkok, untuk memperjuangkan perdamaian, keadilan, dan kebebasan," ujar Huang Hongjiang, Pelaksana Tugas Konsul Jenderal di Konsulat Jenderal Tiongkok di Los Angeles.
Para sejarawan mengatakan Pembantaian Nanjing tetap menjadi salah satu peristiwa Perang Dunia Kedua yang paling kurang dipahami di luar Asia, meskipun menelan korban jiwa yang sangat besar. Perilisan "Dead to Rights" di Amerika Utara menawarkan kesempatan langka untuk mengangkat bagian sejarah ini ke dalam perbincangan arus utama.
"Film ini sangat kuat. Dibuat dengan indah, dan sangat menyentuh secara emosional untuk ditonton karena kita menampilkan sisi kemanusiaan dari tragedi global ini. Dan saya pikir kita membutuhkan lebih banyak film seperti itu saat ini, karena sebagian besar dunia sedang menghadapi ancaman otokratis, genosida, dan sebagainya. Kita membutuhkan kisah tentang bagaimana kita bertahan hidup, bagaimana kita melawan, bagaimana kita mempertahankan jiwa kita dalam menghadapi trauma," jelas Profesor Henry Jenkins, Profesor Media dan Spesialis Tiongkok di University of Southern California.
Tak hanya para akademisi, film ini juga telah memukau semua penonton, banyak di antara mereka yang baru pertama kali mempelajari sejarah Nanjing secara mendetail.
"Lebih dari 300 ribu orang (yang tewas dalam Pembantaian Nanjing), kan? Kita bahkan tidak tahu apakah hanya itu. Bisa jadi lebih dari itu. Namun, setiap angka memiliki nama, dan setiap nama memiliki kisah di baliknya. Jadi, hanya dengan menyaksikan kisahnya saja, rasanya sungguh, sangat luar biasa. Sangat luar biasa," ujar Sandro Gohoho, Eksekutif Distribusi sebuah perusahaan film.
Menurut Niu Vision Media, distributor film tersebut, akan ada lebih dari 20.000 pemutaran di hampir 250 bioskop di seluruh Amerika Utara setelah perilisan resminya pada 15 Agustus 2025, yang merupakan perilisan musim panas terbesar kedua untuk produksi Tiongkok di kawasan itu, tepat setelah film "NeZha 2" yang memecahkan rekor.
Komentar
Berita Lainnya
Dengan sejarah lebih dari 2 Sosial Budaya
Rabu, 5 Oktober 2022 20:44:15 WIB

Popularitas bersepeda di Tiongkok telah meningkat dalam beberapa tahun terakhir Sosial Budaya
Rabu, 5 Oktober 2022 21:3:58 WIB

Umat Islam menampilkan Tari Rodat saat pawai memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW 1444 H di Kampung Islam Kepaon Sosial Budaya
Sabtu, 8 Oktober 2022 13:18:8 WIB

Pada tahun 2021 proporsi baiknya kualitas air perairan sungai Yangtze 97 Sosial Budaya
Sabtu, 8 Oktober 2022 16:4:14 WIB

Jumlah panda raksasa yang ditangkap di seluruh dunia telah mencapai 673 hampir dua kali lipat jumlah dari satu dekade lalu Sosial Budaya
Rabu, 12 Oktober 2022 22:28:3 WIB

roduksi kapas di Xinjiang mencapai 5 Sosial Budaya
Rabu, 12 Oktober 2022 22:32:41 WIB

Alunan biola Sosial Budaya
Selasa, 18 Oktober 2022 22:53:38 WIB

Meliputi area seluas 180 Sosial Budaya
Rabu, 19 Oktober 2022 10:28:48 WIB

Dalam edisi keempatnya Sosial Budaya
Senin, 24 Oktober 2022 18:0:34 WIB

Proyek digitalisasi Gua Kuil Mati yang menelan investasi sebesar 3 Sosial Budaya
Jumat, 28 Oktober 2022 12:8:17 WIB

Pemerintah Kota Shanghai Bekerjasama Dengan PBB Menggelar Berbagai Acara Untuk Merayakan Hari Kota Sedunia Sosial Budaya
Minggu, 30 Oktober 2022 15:32:5 WIB
