Senin, 24 Oktober 2022 11:13:59 WIB

Mantan Perdana Menteri Inggris
Tiongkok

Redaksi - Radio Bharata Online

banner

Mantan Perdana Menteri Inggris, Liz Truss. (BBC)

LONDON, Radio Bharata Online - Mantan Perdana Menteri Inggris, Liz Truss mundur dari posisinya pada Kamis (20/10/2022), hanya 45 hari sejak dirinya dilantik. Padahal, saat baru menjabat sebagai PM, wanita bernama lengkap Mary Elizabeth Truss itu sempat berjanji akan bersikap "lebih keras" terhadap Tiongkok.

Truss dilantik pada 6 September 2022, menggantikan Boris Johnson yang kebijakannya terhadap Tiongkok dinilai tidak cukup tegas oleh banyak orang di partainya.

Truss memang dikenal sebagai salah satu kritikus politik Inggris yang paling tegas terhadap Tiongkok, dan memandang Beijing sebagai ancaman bagi tatanan internasional berbasis aturan, yang telah mengatur perdagangan dan diplomasi pasca Perang Dunia Kedua.

Hubungan antara London dan Beijing memang memburuk dalam dekade terakhir karena Inggris semakin khawatir bahwa pintu terbuka untuk investasi Tiongkok dapat menimbulkan risiko keamanan nasional. Ketegasan Tiongkok di bidang militer dan ekonomi mungkin bertentangan dengan agenda perdagangan bebas pasca-Brexit.

Truss akhirnya mundur setelah kehilangan kepercayaan dari partainya, meninggalkan sejumlah masalah di perekonomian Inggris, di tengah ancaman resesi global dan inflasi Inggris mencapai level tertinggi dalam 40 tahun.

"Saya mengakui, mengingat situasinya, saya tidak dapat menjalankan mandat yang diberikan kepada saya oleh Partai Konservatif. Karena itu, saya telah berbicara dengan Yang Mulia Raja untuk memberi tahu dia bahwa saya mengundurkan diri sebagai pemimpin Partai Konservatif," kata Truss, dikutip dari BBC.

Menanggapi pengunduran diri Perdana Menteri Inggris, juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok Wang Wenbin dalam konferensi pers Jumat (21/10/2022) menyatakan, pengunduran diri perdana menteri Inggris adalah urusan dalam negeri Inggris.

Pendirian Tiongkok mengenai pengembangan hubungan Tiongkok-Inggris adalah konsisten dan tegas.

"Pemeliharaan dan pengembangan hubungan bilateral yang bersahabat adalah tanggung jawab bersama Tiongkok dan Inggris, sesuai dengan kepentingan rakyat kedua negara. Tiongkok berharap mendorong maju hubungan Tiongkok-Inggris pada jalur yang tepat berdasarkan saling menghormati, saling menguntungkan dan menang bersama," ucap Wang, dikutip dari CRI.

Editor: Thomas Rizal

Komentar

Berita Lainnya

Petani di wilayah Changfeng Tiongkok

Selasa, 4 Oktober 2022 14:51:7 WIB

banner
Pembalap Formula 1 asal Tiongkok Tiongkok

Selasa, 4 Oktober 2022 15:19:35 WIB

banner