Selasa, 13 Mei 2025 12:23:21 WIB

Acara itu digelar di Universitas Tsinghua

Teknologi

Eko Satrio Wibowo

Beijing, Radio Bharata Online - Lokakarya kedua tentang Pengembangan Kapasitas AI yang diselenggarakan oleh Kementerian Luar Negeri Tiongkok resmi dibuka di Beijing pada hari Senin (12/5), dengan tujuan untuk berbagi pengalaman pengembangan AI Tiongkok dan mempromosikan Prakarsa Tata Kelola AI Global negara tersebut.

Acara tersebut diadakan di Universitas Tsinghua, dengan dihadiri oleh pejabat dari Kementerian Luar Negeri dan Pemerintah Rakyat Kota Beijing serta perwakilan dari organisasi internasional dan hampir 40 negara berkembang.

Pada upacara pembukaan, Wakil Menteri Luar Negeri Tiongkok, Ma Zhaoxu, mengatakan bahwa perkembangan pesat teknologi baru seperti AI telah menjadi kekuatan pendorong penting bagi transformasi industri. Ia mengatakan Tiongkok selalu merangkul transformasi cerdas, meyakini bahwa semua negara harus menjunjung tinggi konsep komunitas dengan masa depan bersama bagi umat manusia dan menjadikan kecerdasan buatan sebagai manfaat publik internasional yang sesungguhnya.

"Kecerdasan buatan adalah kekayaan bersama seluruh umat manusia, bukan permainan untuk negara-negara kaya dan orang-orang kaya. Dividen digital tidak dapat menjadi hegemoni digital, dan revolusi kecerdasan tidak boleh mengarah pada kesenjangan kecerdasan. Negara-negara harus bersama-sama menciptakan lingkungan yang terbuka, adil, dan tidak diskriminatif untuk pengembangan kecerdasan buatan, membantu negara-negara berkembang memperkuat pembangunan kapasitas, menyediakan layanan dengan ambang batas rendah untuk perusahaan kecil dan menengah serta masyarakat biasa, dan mempromosikan aksesibilitas teknologi kecerdasan buatan," katanya.

Pada bulan Oktober 2023, Tiongkok mengajukan Prakarsa Tata Kelola AI Global, yang menawarkan dukungan Tiongkok untuk adopsi AI dalam skala global. Pada bulan Juli 2024, Tiongkok mempromosikan adopsi resolusi dengan suara bulat tentang penguatan kerja sama internasional dalam pembangunan kapasitas AI di Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa ke-78.

Chola Milambo, Perwakilan Tetap Zambia untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa, mengatakan Tiongkok telah memobilisasi konsensus internasional tentang pengembangan dan tata kelola AI, yang menguntungkan negara-negara berkembang.

"AI menghadirkan peluang besar untuk menghadapi tantangan inti yang kita hadapi, baik itu perubahan iklim, maupun penanggulangan penyakit. Di Zambia, kami telah meluncurkan strategi kerangka kerja digitalisasi serta strategi AI. Akan tetapi, kami perlu menerjemahkan strategi tersebut ke dalam program yang dapat diimplementasikan. Kurangnya pengetahuan merupakan salah satu masalah utama, kami juga memerlukan peningkatan kapasitas dalam hal kapasitas komputer. Komponen manusia dalam hal kapasitas merupakan bagian inti dari peningkatan kapasitas. Tiongkok merupakan pemimpin utama dalam kecerdasan buatan, tidak diragukan lagi, ia diakui di seluruh dunia. Kerendahan hati dan kemurahan hati Anda untuk memperluas pengetahuan ini dengan negara-negara lain merupakan sesuatu yang akan terus bersama kita untuk waktu yang sangat lama," jelasnya.

Tiongkok juga telah bekerja sama secara ekstensif dengan negara-negara BRICS, anggota ASEAN, dan negara-negara lain di bidang pemberdayaan industri kecerdasan buatan dan pembangunan infrastruktur, serta membantu negara-negara di belahan bumi selatan meningkatkan kemampuan teknologi mereka untuk menjembatani kesenjangan AI global.

Komentar