Rabu, 30 April 2025 12:31:23 WIB

IMP Manufaktur Tiongkok Berada pada Angka 49 pada Bulan April 2025
Ekonomi

Eko Satrio Wibowo

banner

Huo Lihui, Direktur Departemen Iklim Bisnis dari Pusat Survei Layanan di bawah Biro Statistik Nasional Tiongkok (CMG)

Beijing, Radio Bharata Online - Data resmi menunjukkan pada hari Rabu (30/4) bahwa indeks manajer pembelian (IMP) untuk sektor manufaktur Tiongkok mencapai 49 pada bulan April 2025, turun 1,5 poin persentase dari bulan Maret tahun ini.

Menurut data yang dirilis oleh Biro Statistik Nasional dan Federasi Logistik dan Pembelian Tiongkok, meskipun mengalami penurunan, manufaktur berteknologi tinggi terus berkembang, dengan PMI mencapai 51,5, jauh mengungguli sektor manufaktur yang lebih luas.

Data menunjukkan bahwa indeks pesanan baru untuk manufaktur barang konsumsi Tiongkok berada di angka 50, yang menunjukkan permintaan domestik yang stabil.

Data tersebut juga menunjukkan bahwa indeks ekspektasi aktivitas bisnis untuk bulan April 2025 berada di angka 52,1, yang masih dalam kisaran ekspansi, yang mencerminkan optimisme di antara perusahaan.

"Bisnis masih memiliki keyakinan yang kuat terhadap perkembangan pasar. Indeks ekspektasi aktivitas bisnis untuk industri seperti makanan, anggur, minuman, teh, mobil, kereta api, kapal, penerbangan, dan peralatan kedirgantaraan berada dalam kisaran yang relatif makmur yaitu 58 ke atas," kata Huo Lihui, Direktur Departemen Iklim Bisnis dari Pusat Survei Layanan di bawah Biro Statistik Nasional.

Menurut para ahli, meskipun fluktuasi perdagangan global telah menimbulkan tantangan bagi industri manufaktur Tiongkok, pasar berskala besar dan rantai pasokan industri yang lengkap terus memberikan ketahanan terhadap guncangan eksternal  sehingga memastikan stabilitas ekonomi.

"Tiongkok tidak tergantikan di sektor manufaktur global, terutama dalam kemampuan rantai pasokannya. Sementara itu, Tiongkok memiliki lebih banyak keunggulan dalam digitalisasi dan teknologi pintar dibandingkan negara-negara ekonomi lain," ujar Hu Dajian, Wakil Presiden Federasi Logistik dan Pembelian Tiongkok.

Komentar

Berita Lainnya

Krisis Ekonomi 1997 Kembali Bayangi Asia Ekonomi

Kamis, 6 Oktober 2022 13:29:54 WIB

banner