Rabu, 9 April 2025 15:16:40 WIB
Menurutnya
Ekonomi
Eko Satrio Wibowo

Tu Xinquan, Dekan Institut Tiongkok untuk Studi WTO di Universitas Bisnis dan Ekonomi Internasional (CMG)
Beijing, Radio Bharata Online - Karena ekonomi Tiongkok menunjukkan ketahanan dan kemampuan beradaptasi yang luar biasa, negara tersebut mampu menavigasi dan mengatasi tantangan serta kesulitan yang diakibatkan oleh ancaman AS untuk mengenakan tarif tambahan sebesar 50 persen pada impor Tiongkok, kata seorang pakar ekonomi Tiongkok.
Presiden AS, Donald Trump, pada hari Senin (7/4) mengancam akan mengenakan tarif tambahan sebesar 50 persen pada Tiongkok kecuali jika Tiongkok mencabut tarif balasan sebesar 34 persen yang dikenakan Tiongkok pada Amerika Serikat menyusul tarif Trump sebesar 34 persen pada Tiongkok di samping tarif besar sebesar 10 persen pada mitra dagangnya, termasuk Tiongkok.
Pengenaan tarif tersebut akan sangat menghambat perdagangan Tiongkok-AS dan mengakibatkan pemisahan penuh, tetapi Tiongkok memiliki kemampuan untuk menavigasi dan mengatasi tantangan serta kesulitan ini, kata Tu Xinquan, Dekan Institut Tiongkok untuk Studi WTO (Organisasi Perdagangan Dunia) di Universitas Bisnis dan Ekonomi Internasional, dalam sebuah wawancara dengan China Global Television Network (CGTN) pada hari Selasa (8/4).
"Jika tarif Trump diterapkan dan Tiongkok dengan tegas membalas dengan mengenakan tarif tambahan sebesar 50 persen pada produk impor Amerika, perdagangan Tiongkok-AS akan anjlok tajam, mendekati nol. Meskipun tidak akan sepenuhnya nol, karena masih akan ada produk dengan permintaan yang tidak elastis, tetapi tren umumnya akan menuju nol, yang berarti pemisahan total perdagangan barang Tiongkok-AS. Tidak ada pemenang dalam perang dagang, dan kedua belah pihak akan menderita kerugian besar. Namun, saya percaya pada ketahanan, kapasitas pembangunan berkelanjutan, dan potensi ekonomi Tiongkok," jelasnya.
Tu juga mengatakan bahwa Tiongkok memiliki banyak cara untuk mengurangi dampak tarif AS, termasuk memberikan dukungan kepada individu dan bisnis yang terkena dampak tarif, merangsang pasar konsumen domestik, dan memperkuat hubungan perdagangan dengan lebih banyak negara di seluruh dunia.
"Kita masih memiliki banyak cara yang dapat kita gunakan. Di satu sisi, di dalam negeri, perlu untuk memberikan insentif bagi perusahaan, pekerja, dan konsumen yang secara langsung terkena dampak tarif untuk membantu mereka mengatasi kesulitan. Di sisi lain, Tiongkok harus memperluas pasar konsumen dalam negeri, menstabilkan rantai pasokan, dan menyediakan ruang pemulihan bagi perusahaan yang berorientasi ekspor. Di sisi internasional, kita harus terus menjaga hubungan perdagangan normal dengan negara lain, secara aktif memperluas pasar luar negeri, menegakkan sistem perdagangan multilateral dengan tegas, dan mempromosikan liberalisasi perdagangan regional atau multilateral untuk memperluas sirkulasi internasional bagi Tiongkok," paparnya.
Komentar
Berita Lainnya
Banyaknya investasi yang masuk ke Jateng saat ini menjadi bukti bahwa Indonesia masih menjadi negara yang dipercaya para investor Ekonomi
Selasa, 4 Oktober 2022 18:8:39 WIB

Seperempat abad yang lalu Ekonomi
Kamis, 6 Oktober 2022 13:29:54 WIB

Selama liburan Hari Nasional tahun ini permintaan untuk perjalanan singkat dan penjualan peralatan luar ruangan terus meningkat Ekonomi
Jumat, 7 Oktober 2022 19:14:0 WIB

Shanghai mengharapkan mobil listrik penuh untuk membuat lebih dari setengah penjualan mobil pada tahun 2025 Ekonomi
Kamis, 13 Oktober 2022 21:21:32 WIB

Para petani cabai dan beras mengaku risau akan lonjakan harga akibat curah hujan yang tinggi sejak pekan lalu Ekonomi
Sabtu, 15 Oktober 2022 8:37:6 WIB

Huawei mengumumkan Ekonomi
Kamis, 20 Oktober 2022 10:1:4 WIB

14 negara teken kesepakatan dagang dengan pengusaha Indonesia Ekonomi
Kamis, 20 Oktober 2022 15:36:8 WIB

Menteri Keuangan Sri Mulyani optimis pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa di atas 5 Ekonomi
Sabtu, 22 Oktober 2022 11:45:9 WIB
