Selasa, 28 November 2023 11:24:49 WIB

Tiongkok
Indonesia

Eko Satrio Wibowo

banner

Lin Shunjie, Ketua China International Exhibition Center Group Corporation (CMG)

Beijing, Radio Bharata Online - Tiongkok telah menyelesaikan persiapan untuk pameran rantai pasokan internasional mendatang, yang dijadwalkan pada hari Selasa hingga Sabtu di Beijing. Pameran tersebut akan menambah stabilitas rantai pasokan global dengan menyatukan sektor hulu dan hilir rantai industri.

Pameran Rantai Pasokan Internasional Tiongkok atau China International Supply Chain Expo (CISCE) adalah yang pertama dari jenisnya di dunia. China International Exhibition Center Group merupakan salah satu perusahaan penyelenggara pameran utama di Tiongkok.

"Konsep pameran ini berbeda. Kami menyelenggarakan pameran rantai pasokan ini bukan untuk fokus pada bidang, industri, atau wilayah tertentu, atau mempromosikan pengembangan industri. Sebaliknya, kami ingin memberikan penekanan yang lebih besar pada kerja sama rantai pasokan global," ujar Lin Shunjie, Ketua China International Exhibition Center Group Corporation, dalam sebuah wawancara dengan China Central Television (CCTV).

Lin mengatakan bahwa pameran ini berfokus untuk menyatukan sektor hulu, tengah, dan hilir dari rantai industri untuk membantu orang memahami hubungan mereka. Tujuannya bukan hanya untuk mendorong penandatanganan kontrak, tetapi yang lebih penting lagi, untuk membantu perusahaan-perusahaan dalam membangun rantai pasokan global yang stabil.

Sepuluh tahun yang lalu, pasar negara berkembang didorong untuk terlibat dengan jaringan rantai pasokan global. Saat ini, kita berada di era baru dislokasi dan ketidakpastian rantai pasokan.

Pada saat yang kritis ini, penyelenggaraan pameran rantai pasokan oleh Tiongkok menunjukkan komitmennya untuk memastikan bahwa semua negara dan wilayah tetap terhubung dalam skala global.

Dengan perdagangan barang setengah jadi yang semakin intensif selama beberapa dekade terakhir, produksi menjadi terfragmentasi. Produsen dapat mengambil bahan dari negara-negara dengan biaya terendah sehingga memungkinkan mereka untuk melayani pasar yang jauh melalui berbagai perusahaan yang tersebar di seluruh dunia.

Tiongkok, penerima manfaat utama dari jaringan rantai pasokan global, telah berkembang dan menyumbangkan hampir 30 persen dari total produksi manufaktur dunia.

Di dunia pasca pandemi yang menghadapi konflik perdagangan yang sedang berlangsung, beberapa perusahaan secara aktif melakukan reshoring, membawa kembali operasi yang pernah dipindahkan ke luar negeri ke tempat semula.

Namun hal ini akan memakan biaya yang besar. Biaya gabungan untuk perusahaan-perusahaan AS dan Eropa untuk memindahkan produksi dari Tiongkok akan mencapai 1 triliun dolar (sekitar 15.456 triliun rupiah) dalam lima tahun ke depan sejak tahun 2020, menurut laporan Bank of America.

Di sisi lain, Tiongkok sedang sibuk mengamankan koneksi global yang lancar dan stabil. Komitmen ini digarisbawahi oleh penyelenggaraan pameran tingkat nasional pertama di dunia yang hanya berfokus pada rantai pasokan.

Komentar

Berita Lainnya

Kegiatan interaktif tentang adat istiadat Indonesia

Rabu, 5 Oktober 2022 15:20:17 WIB

banner
Kapolri Jenderal Pol Indonesia

Jumat, 7 Oktober 2022 10:59:49 WIB

banner