Kamis, 23 Mei 2024 11:46:25 WIB

Starlink Sasar Puskesmas dan Pendidikan, Bagaimana Nasib Satria-1
Indonesia

Detik-inet/Endro

banner

Menkominfo, Budi Arie Setiadi, bersama dengan CEO SpaceX, Elon Musk (dok. IDN Times/Istimewa)

JAKARTA, Radio Bharata Online - Starlink telah resmi beroperasi di Indonesia, menyasar puskesmas dan pendidikan.  Lalu bagaimana nasib satelit Republik Indonesia atau Satria-1 yang sudah lebih dulu beroperasi?

Sebagai informasi, Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (Bakti) Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), meluncurkan Satria-1 pada 18 Juni 2023. Satelit tersebut meluncur dari Cape Canaveral, Florida, Amerika Serikat, menggunakan bantuan roket Falcon 9 milik SpaceX.

Keberadaan Satelit Satria-1 dimaksudkan untuk menunjang kebutuhan di 37 ribu titik akses internet bagi fasilitas layanan publik di 3T (Tertinggal, Terdepan, Terluar), seperti puskesmas dan pendidikan.  Proyek Satria-1 menghabiskan anggaran sebesar Rp 8 triliun.

Sementara itu ketika meresmikan Starlink di Puskesmas Pembantu Sumerta Kelod, Denpasar Timur, Bali, Minggu lalu, Elon Musk mengungkapkan harapannya bahwa Starlink dapat membantu menyediakan akses internet untuk puskesmas dan pendidikan.

Menurut Ketua Pusat Studi Kebijakan dan Regulasi Telekomunikasi Indonesia ITB, Ian Yosef Matheus Edward, seiring kedatangan Starlink, pemerintah harus berkoordinasi antar lembaga, mengenai penyediaan akses internet bagi puskesmas dan pendidikan di tanah air.

Menurut Edward, sebagaimana dikutip dari detkinet, lokasi yang akan dilayani Satria-1, tetap akan dilayani Satria-1, agar tetap sesuai dengan perencanaan. 

Lebih lanjut, Edward mengatakan, bila lokasi tersebut sudah dilayani oleh satelit pemerintah, maka (Starlink) bisa dialihkan ke tempat lain. 

Edward juga menekankan kewajiban Starlink, yang harus membangun Network Operation Center (NOC) di Indonesia, untuk kedaulatan data negara.

Menurutnya, setiap operator yang menyediakan layanan di Indonesia, harus mendapatkan perlakuan yang sama, yaitu NOC ada di Indonesia, sehingga semua konten yang lewat bisa diawasi, dan juga masalah kedaulatan data, serta dapat memberikan lapangan pekerjaan bagi orang Indonesia. (detik-inet)

Komentar

Berita Lainnya

Memperkuat Ketahanan Pangan Nasional Indonesia

Rabu, 5 Oktober 2022 17:33:33 WIB

banner
Pertemuan P20 di Buka Indonesia

Kamis, 6 Oktober 2022 14:20:55 WIB

banner