Radio Bharata Online - Pendapatan box office Tiongkok tahun 2025 telah melampaui total tahun lalu, menandai tonggak penting bagi pasar, seiring dimulainya libur Hari Nasional. Hingga Kamis pukul 17.00, total pendapatan box office untuk libur Hari Nasional 2025, termasuk pra-penjualan, telah melampaui 600 juta yuan (sekitar US $84 juta).
Menurut data dari platform tiket Maoyan, hingga Kamis sore, pendapatan kotor tahun ini, termasuk prapenjualan, mencapai 42,5 miliar yuan (sekitar US $5,98 miliar), melampaui pendapatan setahun penuh tahun 2024.
Film-film lokal terus mendominasi pasar, menyumbang hampir 90 persen dari penjualan tiket, dengan sepuluh film dengan pendapatan tertinggi tahun ini merupakan produksi dalam negeri.
Hingga saat ini, lebih dari 300 film telah dirilis secara nasional, mencakup berbagai genre termasuk sejarah, komedi, animasi, fantasi, dan drama. Sementara itu tiga belas film dijadwalkan rilis selama libur Hari Nasional.
Melalui narasi yang megah, film sejarah "The Volunteers: The Battle of Life and Death" akan meluruskan sejarah, dan memberi penghormatan kepada para pahlawan yang beresonansi dengan penonton. Sementara itu, film animasi "Three Kingdoms: Starlit Heroes" menata ulang film klasik dari perspektif inovatif, yang pasti menarik bagi orang tua maupun anak-anak.
Film 8K pertama Tiongkok yang direkam di luar angkasa, berjudul "Shenzhou 13", telah diputar di negara-negara seperti Inggris, Pakistan, Nigeria, dan Meksiko, memungkinkan penonton internasional untuk mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam tentang Tiongkok, kehidupan, dan aspirasi rakyatnya.
Film animasi "Ne Zha 2" telah meraup lebih dari 15,44 miliar yuan secara global, dengan pendapatan box office di luar negeri melebihi 400 juta yuan, menempati peringkat kelima dalam daftar box office global sepanjang masa.
Sementara "Dead To Rights," film sejarah Tiongkok tentang Pembantaian Nanjing tahun 1937, telah meraup lebih dari 3 miliar yuan di seluruh dunia. Film ini meraih popularitas yang luas di kalangan penonton bioskop di negara-negara seperti Amerika Serikat, Kanada, dan Jerman, memungkinkan lebih banyak penonton internasional, untuk mengingat sejarah dan menghargai perdamaian melalui kekuatan sinema.
Poster film terlihat di sebuah bioskop lokal di Wuhan, Provinsi Hubei, Tiongkok tengah, 31 Agustus 2025. /VCG
Sejak 2025, industri film Tiongkok telah bertransisi dari ekonomi box office tunggal menjadi ekosistem konsumsi yang beragam. Melalui integrasi film dan pariwisata, serta inisiatif seperti "ekonomi potongan tiket", film telah menjadi mesin baru untuk merangsang konsumsi, dan mendorong pertumbuhan ekonomi. (CGTN)