Radio Bharata Online - Tiongkok telah membuat kemajuan penting dalam mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) PBB, memenuhi atau mendekati 60,5 persen dari target 2030.

Menurut laporan terbaru yang dirilis di situs web PBB yang berjudul "Data Bumi Besar dalam Mendukung SDGs: Laporan Khusus untuk Satu Dekade SDGs," mengapresiasi kemajuan Tiongkok di bidang energi bersih, hutan, dan layanan publik, sekaligus memperingatkan bahwa upaya SDGs global masih melenceng.

Studi yang disusun oleh Pusat Penelitian Internasional Big Data untuk Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (CBAS) dengan lebih dari 40 lembaga mitra ini, menilai kinerja Tiongkok di seluruh 17 SDGs dari tahun 2015 hingga 2024, menggunakan penginderaan jauh satelit, observasi lapangan, dan kumpulan data internasional.

Tiongkok telah memenuhi atau mendekati 141 dari 233 indikator, bahkan menjadi pemimpin dunia dalam instalasi tenaga angin dan surya, dengan tutupan hutan melampaui 25 persen, dan lebih dari 90 persen penduduk perkotaan memiliki akses ke transportasi umum yang nyaman.

Tiongkok menyumbang 39 persen dari kapasitas tenaga angin global, dan menambahkan 68,21 persen dari kapasitas baru tahun lalu, serta semua pemerintah tingkat provinsi telah mengadopsi strategi pengurangan bencana lebih cepat dari jadwal.

Namun di belahan dunia lainnya, secara global, gambarannya suram. Dari 59 indikator yang dipantau, hanya 16,9 persen yang berada di jalur yang tepat untuk tahun 2030, sementara 27 indikator mengalami kemajuan lambat, lima terhenti, dan 17 mengalami kemunduran.  Diluar Tiongkok, kelaparan masih terus berlanjut, pendanaan energi bersih menurun, dan degradasi lahan semakin cepat, meningkat sebesar 3,38 persen antara tahun 2015 dan 2022.  Ditandai dengan risiko kesehatan yang meningkat, dengan angka kematian akibat panas di kota-kota besar di belahan bumi selatan meningkat dari 0,29 persen menjadi 0,36 persen selama dekade ini.

Dengan sisa waktu lima tahun hingga 2030, laporan ini mendesak pengembangan infrastruktur data yang lebih kuat, keterkaitan yang lebih erat antara pemantauan dan simulasi kebijakan, serta tata kelola lintas tujuan di berbagai bidang seperti iklim, transisi energi, dan perlindungan ekosistem.  (CGTN)