Beijing, Radio Bharata Online - Seorang pejabat senior Tiongkok di bidang energi mengumumkan pada hari Selasa (26/6) bahwa Tiongkok telah memasuki fase baru yang menentukan dalam transisi energi hijaunya, mengamankan kesepakatan internasional besar dan memperluas kerja sama dengan lebih dari 100 negara.

Dalam konferensi pers di Beijing, Wang Hongzhi, Kepala Administrasi Energi Nasional Tiongkok, mengatakan bahwa perusahaan Tiongkok dan asing telah menandatangani 25 perjanjian energi senilai sekitar 40 miliar yuan (sekitar 91,4 triliun rupiah) tahun ini pada Pertemuan Menteri Energi Organisasi Kerja Sama Shanghai atau Shanghai Cooperation Organization (SCO).

Ia menekankan bahwa kesepakatan tersebut menyoroti potensi besar dan momentum yang berkembang bagi kerja sama internasional di bidang energi hijau.

"Tiongkok telah melaksanakan kerja sama energi hijau dengan lebih dari 100 negara dan wilayah, menyediakan solusi praktis bagi negara-negara berkembang dalam transisi energi dan membangun model baru kerja sama pragmatis di bidang energi di bawah Prakarsa Sabuk dan Jalan (BRI)," kata Wang.

Ia pun menambahkan bahwa selama dekade terakhir, Tiongkok telah membantu mengurangi biaya rata-rata global pembangkit listrik tenaga angin dan fotovoltaik masing-masing lebih dari 60 persen dan 80 persen, memberikan kontribusi signifikan bagi transisi hijau global.

Pertemuan Menteri Energi Organisasi Kerjasama Shanghai atau Shanghai Cooperation Organization (SCO) dan kegiatan pendukungnya diadakan pada tanggal 26 dan 27 Juni 2025 di Ningbo, Provinsi Zhejiang, Tiongkok timur.