Hangzhou, Bharata Online - Diplomat Tertinggi Tiongkok, Wang Yi, memimpin bersama Dialog Strategis Tiongkok-Prancis ke-27 bersama Emmanuel Bonne, Penasihat Diplomatik Presiden Prancis, di Hangzhou, Provinsi Zhejiang, Tiongkok timur, pada hari Rabu (15/10).
Wang, Anggota Biro Politik Komite Sentral Partai Komunis Tiongkok (PKT) dan Direktur Kantor Komisi Pusat Urusan Luar Negeri, mengatakan bahwa selama setahun terakhir, hubungan Tiongkok-Prancis telah mencapai kemajuan baru di bawah arahan strategis kedua kepala negara, dengan pertukaran yang erat di semua tingkatan, kerja sama praktis yang terus meningkat, dan koordinasi multilateral yang semakin erat.
Wang mengatakan Tiongkok dan Prancis, keduanya merupakan anggota tetap Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa dan negara-negara besar yang independen, harus membangun hubungan Tiongkok-Prancis yang lebih stabil secara strategis dan berwawasan ke depan, yang melayani kepentingan jangka panjang kedua bangsa, dan memenuhi tanggung jawab internasional yang wajib dijunjung tinggi oleh Tiongkok dan Prancis.
Mencatat bahwa Tiongkok bersedia memperkuat pertukaran tingkat tinggi dengan Prancis, memperdalam rasa saling percaya strategis, dan mempromosikan kerja sama komprehensif, Wang mengatakan kedua belah pihak harus terus memperdalam kerja sama di bidang-bidang tradisional, secara aktif menjajaki kerja sama di sektor-sektor yang sedang berkembang, dan secara aktif memanfaatkan potensi kerja sama lokal.
Wang pun menambahkan bahwa Tiongkok bersedia memperkuat koordinasi multilateral dan saling mendukung dengan Prancis dalam kerangka Perserikatan Bangsa-Bangsa.
Bonne mengatakan bahwa Prancis berpegang teguh pada tradisi diplomasi independennya dan dengan tegas menjalankan kebijakan Satu Tiongkok, seraya menambahkan bahwa Prancis berharap dapat memperkuat kerja sama praktis dengan Tiongkok dalam semangat kesetaraan dan saling menguntungkan di bidang-bidang seperti ekonomi dan perdagangan, energi nuklir sipil, sains dan teknologi, serta energi baru.
Bonne juga mengatakan, Prancis menentang perang dagang dan konfrontasi berbasis kubu.
Wang mengatakan bahwa kerja sama harus menjadi nada utama hubungan Tiongkok-Uni Eropa, dan posisi yang tepat dari hubungan tersebut haruslah kemitraan. Ia juga menegaskan bahwa Tiongkok berharap Prancis akan mendorong Uni Eropa untuk menegakkan otonomi strategis dan mengembangkan persepsi yang tepat tentang Tiongkok.
Bonne menyatakan bahwa Prancis siap berperan aktif dalam meningkatkan dialog dan kerja sama antara Uni Eropa dan Tiongkok.
Kedua pihak juga bertukar pandangan secara mendalam mengenai isu-isu yang menjadi kepentingan bersama, termasuk krisis Ukraina, situasi di Timur Tengah, serta reformasi dan perbaikan sistem tata kelola global.