Rabu, 30 April 2025 13:40:13 WIB

Tiongkok Serukan Penegakan Multilateralisme dan Kritik Tarif AS di Pertemuan PBB
International

Eko Satrio Wibowo

banner

Sun Lei, Wakil Perwakilan Tetap Tiongkok untuk PBB (CMG)

New York, Radio Bharata Online - Seorang perwakilan Tiongkok yang berbicara di sebuah pertemuan PBB pada hari Selasa (29/4) menyerukan untuk menegakkan multilateralisme dan mengkritik tarif AS karena menjerumuskan pembangunan global ke dalam ketidakpastian yang lebih besar.

Sun Lei, Wakil Perwakilan Tetap Tiongkok untuk PBB, menyampaikan pernyataan tersebut pada pertemuan khusus tingkat tinggi Forum Dewan Ekonomi dan Sosial atau Economic and Social Council (ECOSOC) tentang Pembiayaan untuk Pembangunan, yang diadakan di markas besar PBB di New York.

Menggarisbawahi bahwa dunia saat ini penuh dengan perubahan dan kekacauan karena unilateralisme, proteksionisme, dan intimidasi ekonomi merajalela, perwakilan tersebut mengatakan negara-negara berkembang menghadapi kekurangan dana untuk pembangunan dan upaya untuk mengimplementasikan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan sangat tertinggal dari jadwal.

Sun menekankan bahwa dalam menghadapi tantangan global, tidak ada negara yang tidak terpengaruh. Ia menyerukan kepada masyarakat internasional untuk menegakkan prinsip solidaritas dan kerja sama yang saling menguntungkan untuk bersama-sama memerangi tantangan dan mempromosikan pembangunan bersama.

"Menarik diri dari perjanjian dan organisasi bukanlah solusi dan kerja sama multilateral adalah pilihan yang tepat. Kita harus dengan tegas menegakkan tujuan dan prinsip Piagam PBB, menjaga sistem internasional yang berpusat pada PBB, mempertahankan tatanan internasional berdasarkan hukum internasional, menyelesaikan perselisihan melalui dialog, dan mencapai hasil yang saling menguntungkan melalui kerja sama," kata Sun.

Mengajukan permohonan untuk dengan tegas mempertahankan sistem perdagangan multilateral, Sun mengecam tarif besar-besaran pemerintah AS.

"Dengan mengenakan tarif secara sewenang-wenang pada lebih dari 180 negara, AS melanggar hak-hak sah negara lain, melanggar aturan Organisasi Perdagangan Dunia (WTO), merusak sistem perdagangan multilateral berbasis aturan, dan membahayakan stabilitas ekonomi global. Komunitas internasional harus bersatu dalam menentang dengan tegas unilateralisme, proteksionisme, dan intimidasi ekonomi, bersama-sama menjaga sistem dan aturan perdagangan multilateral yang berpusat pada WTO, dan mempromosikan globalisasi ekonomi yang menguntungkan dan inklusif," tegasnya.

Komentar

Berita Lainnya

Forum Pangan Dunia ke-2 Dibuka di Roma International

Selasa, 18 Oktober 2022 23:8:41 WIB

banner