Jumat, 25 April 2025 16:42:18 WIB

Wasekjen PBB: Tiongkok Tunjukkan Kepemimpinan dalam Kerja Kemanusiaan Global
International

Eko Satrio Wibowo

banner

Tom Fletcher, Wakil Sekretaris Jenderal PBB untuk Urusan Kemanusiaan dan Koordinator Bantuan Darurat (CMG)

Beijing, Radio Bharata Online - Tiongkok telah menjadi kekuatan terdepan dalam kerja kemanusiaan global, yang sangat mendukung peningkatan kapasitas dalam tanggap bencana di seluruh dunia, kata Tom Fletcher, Wakil Sekretaris Jenderal PBB untuk Urusan Kemanusiaan dan Koordinator Bantuan Darurat, selama kunjungannya ke Tiongkok dari Kamis (24/4) hingga Jum'at (25/4).

Sejak memangku jabatannya pada November 2024, Fletcher menjadikan Tiongkok sebagai salah satu tempat persinggahan pertamanya, dengan menyebut negara itu sebagai "mitra penting" bagi kerja kemanusiaan PBB. Ia secara khusus mencatat kontribusi signifikan Tiongkok terhadap upaya bantuan bencana gempa bumi Myanmar.

"Ini kunjungan pertama saya sebagai USG (Wakil Sekretaris Jenderal) dan saya ingin datang ke sini dalam enam bulan pertama saya karena Tiongkok adalah mitra penting bagi kerja kami di PBB, tetapi juga khususnya bagi kerja kemanusiaan kami. Jika Anda melihat tanggapan, misalnya, terhadap gempa bumi di Myanmar, dan saya berada di sana hanya beberapa minggu yang lalu, peran Tiongkok segera setelah gempa bumi itu sangat penting. Anda tahu, kebanyakan dari kita tidak dapat membayangkan bekerja sepanjang malam dalam kondisi bahaya seperti itu. Dibutuhkan keterampilan nyata, keahlian nyata," kata Fletcher.

Menurut data dari Kementerian Manajemen Darurat Tiongkok, tim penyelamat Tiongkok telah melaksanakan 13 misi kemanusiaan darurat di 11 negara, termasuk Indonesia, Turki, dan Myanmar. Tiongkok juga merupakan satu-satunya negara Asia yang memiliki dua tim pencarian dan penyelamatan berat yang disertifikasi PBB.

Menurut Fletcher, Tiongkok telah bekerja sama erat dengan Perserikatan Bangsa-Bangsa dalam berbagai bidang seperti pengembangan kapasitas penyelamatan darurat dan pertukaran teknis. Ke depannya, Fletcher menyampaikan harapannya bahwa Tiongkok akan terus memperluas perannya dalam meningkatkan upaya bantuan darurat global dan berbagi pengalamannya di bidang terkait.

"Saya pikir peluang besar di masa depan adalah, bagi Tiongkok, tidak hanya untuk memimpin pekerjaan itu di sini dan di kawasan ini, tetapi juga untuk memimpin secara global dalam menetapkan standar yang tinggi untuk respons bencana, respons darurat, dan mengembangkan kapasitas di negara-negara lain juga untuk menjadi pengekspor model respons bencana yang telah ditingkatkan di Tiongkok," ujar Fletcher.

Selain itu, Fletcher menyoroti hambatan yang dihadapi kerja sama bantuan kemanusiaan internasional, khususnya mengingat pemotongan dana baru-baru ini. Awal tahun ini, pemerintah AS mengumumkan penangguhan sementara bantuan asing, yang berdampak serius pada program bantuan PBB.

"Saat ini, ada lebih dari 300 juta orang yang membutuhkan akses ke dukungan penyelamatan nyawa dan itu membutuhkan dukungan senilai 47 miliar dolar (sekitar 791,5 triliun rupiah) secara global. Dan sekarang dengan pemotongan ini, kami harus menarik diri dari begitu banyak program penyelamatan nyawa secara global sehingga kami akan mengurangi jumlah staf kami, mengurangi program kami, dan mengurangi jejak kami di banyak negara tempat kami melayani, maka itu benar-benar berdampak pada jumlah nyawa yang dapat kami selamatkan," jelas Fletcher.

Komentar

Berita Lainnya

Forum Pangan Dunia ke-2 Dibuka di Roma International

Selasa, 18 Oktober 2022 23:8:41 WIB

banner