Rabu, 14 Mei 2025 18:11:46 WIB
Donghua
Hiburan
OPINI/Muhammad Rizal Rumra

Ilustrasi Anime Jepang VS Donghua Tiongkok
Di tengah dominasi industri animasi global yang selama ini dikendalikan oleh Jepang dan Amerika Serikat (AS), muncul sebuah entitas visual yang semakin mendapatkan tempat di panggung internasional yang dikenal dengan istilah Donghua, yakni animasi khas Tiongkok. Keberadaan Donghua bukan hanya sebagai media hiburan semata, melainkan sebagai representasi kompleks dari warisan budaya, sejarah visual, serta transformasi teknologi dalam masyarakat Tiongkok modern. Donghua mencerminkan bagaimana suatu bentuk seni dapat menjadi kendaraan artikulatif bagi identitas nasional yang terus beradaptasi dalam arus globalisasi.
Donghua memiliki akar historis yang panjang, bahkan sebelum istilah "animasi" secara luas dikenal dalam ranah produksi visual global. Sejak awal abad ke-20, para seniman Tiongkok telah mulai bereksperimen dengan teknik-teknik animasi sederhana. Salah satu tonggak awal yang sering disebut adalah film Uproar in the Studio (1926), yang walaupun terbatas secara teknis, mencerminkan semangat kreatif untuk mengembangkan bentuk ekspresi baru dalam seni visual. Periode ini menandai lahirnya animasi sebagai media artistik di Tiongkok, dengan orientasi kuat terhadap narasi lokal dan estetika tradisional.
Perkembangan pesat terjadi pada era 1930-an hingga 1940-an, ditandai dengan karya-karya Wan bersaudara, yang dianggap sebagai pionir dalam dunia animasi Tiongkok. Karya monumental mereka, Princess Iron Fan (1941), yang diadaptasi dari epos klasik Journey to the West, menjadi bukti bagaimana Donghua mulai membentuk gaya naratif dan visual yang khas. Film ini tidak hanya mendapat tempat di hati penonton domestik, tetapi juga mendapat perhatian internasional. Beberapa sumber bahkan menyebutkan bahwa karya tersebut turut memengaruhi Walt Disney dalam pengembangan Snow White and the Seven Dwarfs, menunjukkan bahwa dialog budaya melalui media visual sudah terjadi sejak dini antara Timur dan Barat.
Momen penting berikutnya dalam sejarah Donghua terjadi setelah berdirinya Republik Rakyat Tiongkok (RRT) pada tahun 1949. Negara memberikan perhatian serius terhadap pengembangan animasi sebagai bagian dari kebijakan budaya nasional. Studio Film Animasi Shanghai menjadi pusat utama produksi, menghasilkan film-film animasi dengan pendekatan artistik yang sangat dipengaruhi oleh seni rupa klasik Tiongkok, terutama melalui adaptasi cerita rakyat, legenda, dan mitos kuno. Film seperti Havoc in Heaven (1961–1964), juga berdasarkan Journey to the West, menjadi karya ikonik yang tidak hanya memukau secara visual, tetapi juga menjadi simbol nasionalisme kultural yang kuat.
Namun, perkembangan Donghua tidak selalu berjalan linear. Seiring masuknya produk-produk animasi asing dan liberalisasi ekonomi pada akhir abad ke-20, Donghua menghadapi tantangan besar. Masuknya anime Jepang dan animasi barat menciptakan perubahan selera di kalangan penonton muda, yang menyebabkan turunnya minat terhadap animasi domestik. Tantangan ini menuntut industri Donghua untuk tidak hanya bertahan secara struktural, tetapi juga bertransformasi dalam hal narasi, estetika, dan model distribusi.
Kebangkitan kembali Donghua pada dua dekade terakhir menunjukkan respons adaptif yang strategis terhadap tantangan global tersebut. Melalui dukungan finansial yang signifikan dari pemerintah dan swasta, serta kemajuan pesat dalam teknologi digital, Donghua berhasil memposisikan dirinya kembali sebagai kekuatan yang diperhitungkan. Peran platform digital seperti Bilibili, Tencent Video, dan iQiyi sangat sentral dalam penyebaran dan penerimaan Donghua oleh audiens yang lebih luas, baik di dalam negeri maupun di luar Tiongkok. Selain itu, munculnya generasi baru animator dan penulis skenario yang berani mengeksplorasi gabungan antara tradisi dan modernitas turut memperkuat posisi Donghua dalam peta animasi global.
Diversifikasi tema dan genre juga menjadi karakter khas dari Donghua kontemporer. Dari adaptasi novel daring populer seperti Douluo Dalu (Soul Land) dan The King's Avatar, hingga eksplorasi genre fantasi xianxia dan drama romantis remaja, Donghua menawarkan narasi yang semakin kompleks dan relevan dengan audiens muda. Penggunaan elemen-elemen visual yang terinspirasi dari lukisan tinta klasik, dikombinasikan dengan teknologi animasi Tiga Dimensi (3D) dan Computer-Generated Imagery (CGI), memperlihatkan bagaimana Donghua membentuk identitas estetik yang berbeda dari anime Jepang maupun animasi barat. Fenomena ini menandai bukan hanya keberhasilan teknis, tetapi juga keberhasilan simbolik dalam menyampaikan nilai-nilai budaya secara universal namun tetap kontekstual.
Dengan demikian, Donghua dapat dibaca sebagai representasi penting dari soft power Tiongkok di era global. Ia menjadi instrumen budaya yang efektif dalam menyampaikan narasi nasional yang subtil namun mendalam, sekaligus menjadi cermin dari dinamika masyarakat Tiongkok kontemporer yang berada di persimpangan antara modernisasi, pelestarian tradisi, dan globalisasi. Dalam konteks ini, Donghua bukan hanya menegaskan eksistensi Tiongkok dalam industri animasi, tetapi juga menyatakan bahwa media visual dapat menjadi wahana strategis dalam negosiasi identitas dan kekuatan budaya suatu bangsa.
Komentar
Berita Lainnya
Ketika pandemi COVID-19 tiga tahun silam Hiburan
Rabu, 18 Januari 2023 10:4:8 WIB

Menurut penulis lagu Tang Hiburan
Rabu, 18 Januari 2023 11:28:15 WIB

Film drama Mandarin My Uncanny Destiny menampilkan genre roman Tentang penguasa dua kota: Mu Xi dan Xuanyue yang selalu berperang Hiburan
Rabu, 18 Januari 2023 19:17:19 WIB

Melihat dari alur cerita dan jajaran aktor pendukungnya Hiburan
Kamis, 19 Januari 2023 9:34:22 WIB

The Three-Body Problem merupakan buku pertama dari trilogi sci-fi yang berputar di sekitar kontak fisikawan Ye Wenjie dengan peradaban Trisolaran yang ada dalam sistem tiga matahari dan bentrokan selama berabad-abad yang terjadi antara penduduk bumi dan alien Hiburan
Jumat, 20 Januari 2023 18:45:58 WIB

Wow Hiburan
Jumat, 20 Januari 2023 20:57:35 WIB
Harga tiket yang lebih rendah dibandingkan dengan periode tahun lalu Hiburan
Senin, 23 Januari 2023 9:50:13 WIB

Drama Tiongkok saat ini memang memiliki banyak sekali penggemar Hiburan
Senin, 23 Januari 2023 20:3:9 WIB

Dibintangi oleh Andy Lau Hiburan
Selasa, 24 Januari 2023 10:59:21 WIB

Statistik dari pelacak box office Tiongkok Maoyan menunjukkan bahwa Hiburan
Rabu, 25 Januari 2023 15:49:38 WIB

Selain film Hollywood atau drama Korea yang cukup populer Netflix juga memiliki banyak serial drama Mandarin yang juga menarik ditonton Hiburan
Jumat, 27 Januari 2023 18:26:21 WIB

Meliputi beragam genre Hiburan
Sabtu, 28 Januari 2023 19:57:51 WIB
