Rabu, 19 Maret 2025 10:43:51 WIB

RUU AS Tentang Pelarangan Visa Pelajar Tiongkok Menuai Kecaman
International

Endro

banner

Ilustrasi

BEIJING, Radio Bharata Online - RUU yang diajukan di DPR AS yang akan melarang visa bagi semua pelajar Tiongkok, adalah "tidak masuk akal" dan akan merugikan AS.

Perwakilan Riley Moore pada hari Jumat mengajukan rancangan undang-undang (RUU), yang dapat melarang warga negara Tiongkok menerima visa, yang memungkinkan orang asing untuk bepergian ke AS untuk belajar, atau mengambil bagian dalam program pertukaran pengunjung.  Lima anggota Partai Republik lainnya ikut mensponsori tindakan tersebut.

Tindakan itu kemungkinan besar tidak akan lolos, dan telah menuai kritik dari berbagai organisasi dan akademisi, atas kekhawatiran bahwa kebijakan dan retorika yang bermusuhan, dapat merugikan kepentingan AS.

Fanta Aw, direktur eksekutif dan CEO NAFSA, sebuah asosiasi pendidik internasional, dalam sebuah pernyataan menyebutkan, tidak ada kebijakan yang boleh menargetkan individu hanya berdasarkan asal negara mereka.

Menurut Aw, menjadikan mahasiswa internasional — non-imigran yang paling banyak diperiksa dan dilacak di Amerika Serikat — sebagai kambing hitam atas sentimen xenofobia dan anti-Tiongkok, adalah tindakan yang salah arah dan bertentangan dengan kepentingan nasional AS.

Seorang mahasiswa pascasarjana Tiongkok di Universitas Chicago, yang berbicara kepada China Daily dengan nama samaran Benjamin mengatakan, pada dasarnya, RUU ini tidak ada hubungannya dengan sebagian besar mahasiswa Tiongkok yang belajar di AS, termasuk dirinya.

Benjamin mengatakan, RUU tersebut bertujuan untuk mengekang "kegiatan spionase" di AS, tetapi konsekuensinya adalah melarang semua mahasiswa Tiongkok belajar di AS.

Menurutnya, itu adalah ide yang tidak masuk akal dan menggelikan. Kebijakan seperti itu akan berakhir dengan menyakiti orang yang tidak bersalah, akan berdampak negatif pada hubungan antara AS dan Tiongkok, dan memicu prasangka rasial di AS. Ia juga menilai ini sangat berbahaya dan bermasalah, sebab kebijakan ini menarik perhatian kaum populis, namun tidak diterima oleh kaum muda Amerika. 

Liu Pengyu, juru bicara kedutaan besar Tiongkok di Washington, menyatakan keprihatinan yang kuat, dan dengan tegas menentang praktik semacam itu. Ia mengatakan pertukaran dan kerja sama pendidikan, telah lama menjadi landasan kuat bagi hubungan Tiongkok-AS yang stabil. (chinadaily)

Komentar

Berita Lainnya

Forum Pangan Dunia ke-2 Dibuka di Roma International

Selasa, 18 Oktober 2022 23:8:41 WIB

banner