Minggu, 23 Oktober 2022 7:54:8 WIB

Krisis Di Inggris Membuat Jutaan Warga Sengaja Tidak  Makan Biar Hemat
International

AP Wira - Radio Bharata Online

banner

Kondisi Krisis Inggris/Foto: Justin Tallis/AFP/Getty Images

JAKARTA, Radio Bharata Online  - Krisis yang terus menghantui Inggris membuat biaya hidup makin tinggi..Kondisi ini membuat jutaan warga Inggris harus rela tidak makan karena harga pangan yang meroket tajam.  berdasarkan survei yang dilakukan sebuah lembaga swadaya terhadap 3.000 orang, setengah dari rumah tangga Inggris mengurangi jumlah makanannya. Hal ini terungkap setelah data menunjukkan inflasi Inggris kembali melonjak di atas 10% pada bulan September. Munculnya angka tersebut didorong oleh permasalahan ekonomi yang kian menumpuk.

Mengutip dari detik.com (23/10/2022), diketahui mereka juga merasa kesulitan untuk memperoleh makanan sehat dibandingkan dengan masa sebelum krisis melanda. Bahkan, hampir 80% di antaranya mengalami kesulitan secara finansial

Kepala Kebijakan Pangan Which, Sue Davies. Menuturkan, dampak buruk dari krisis biaya hidup, yang mengkhawatirkan, menyebabkan jutaan orang melewatkan makan atau berjuang untuk menyajikan makanan sehat di atas meja. Lembaga swadaya masyarakat itu juga menilai kebijakan pemerintah Inggris yang menaikkan batas atas harga energi akan membuat jutaan rumah tangga mengalami krisis di musim dingin ini.

Padahal, sejatinya pembatasan harga energi tersebut ditujukan untuk melindungi konsumen dari biaya bahan bakar domestik yang sangat tinggi. Di mana biaya itu telah meroket karena perang Rusia dan Ukraina. Namun, bantuan yang diberikan pemerintah Inggris dinilai tak mencukupi

Di sisi lain, Inggris juga telah dilanda oleh beberapa aksi mogok buruh di tahun ini. Para pekerja itu memprotes besaran upah mereka yang gagal mengimbangi inflasi tak terkendali.

Indeks harga eceran juga merangkak naik ke 12,6% pada bulan September, dari angka 12,3% pada bulan Agustus. Indeks tersebut merupakan ukuran inflasi yang mencakup pembayaran bunga hipotek serta digunakan oleh serikat pekerja dan pengusaha ketika merundingkan kenaikan upah.

 

Komentar

Berita Lainnya

Forum Pangan Dunia ke-2 Dibuka di Roma International

Selasa, 18 Oktober 2022 23:8:41 WIB

banner