Minggu, 13 Juli 2025 11:33:59 WIB

Beijing Menjadi Tuan Rumah Pertemuan Pertukaran Budaya Global
Tiongkok

AP Wira

banner

Dengan agenda dua hari yang berakhir pada hari Jumat, acara tersebut mencerminkan semakin berkembangnya peran Tiongkok sebagai pemimpin dalam memperjuangkan keberagaman budaya

BEIJING, Radio Bharata Online -Ibu kota Tiongkok, Beijing, telah menjadi pusat persatuan global dan pemahaman budaya saat menjadi tuan rumah Pertemuan Tingkat Menteri Dialog Peradaban Global.

Dengan agenda dua hari yang berakhir pada hari Jumat, acara tersebut mencerminkan semakin berkembangnya peran Tiongkok sebagai pemimpin dalam memperjuangkan keberagaman budaya, saling menghormati antar peradaban, dan pembangunan global bersama.

Diselenggarakan bersama oleh Departemen Publisitas Komite Sentral Partai Komunis Tiongkok (PKT) dan Departemen Internasional Komite Sentral PKT, pertemuan tersebut mempertemukan lebih dari 600 delegasi dari sekitar 140 negara dan wilayah dengan tema "Menjaga Keberagaman Peradaban Manusia untuk Perdamaian dan Pembangunan Dunia."

Presiden Xi Jinping pada hari Kamis mengirimkan surat ucapan selamat kepada pertemuan tersebut dengan menekankan bahwa kemakmuran peradaban dan kemajuan umat manusia tidak dapat dipisahkan dari pertukaran dan pembelajaran bersama antar peradaban.

Mengutip dari CGTN,  Xi juga menyampaikan harapannya agar para peserta dapat melakukan pertukaran yang mendalam, membangun konsensus, serta menyumbangkan kebijaksanaan dan kekuatan untuk meningkatkan saling pengertian dan persahabatan di antara masyarakat semua negara dan koeksistensi yang harmonis di antara berbagai peradaban. 

Pertemuan tingkat menteri ini merupakan bagian dari visi yang lebih luas yang diperkenalkan oleh Presiden Xi pada Maret 2023, yang dikenal sebagai Inisiatif Peradaban Global. Inisiatif ini mengadvokasi penghormatan terhadap keberagaman peradaban, nilai-nilai kemanusiaan bersama, keberlanjutan dan inovasi dalam peradaban, serta peningkatan pertukaran antarmasyarakat lintas batas.

Suara yang kuat melawan superioritas dan perpecahan budaya

Inisiatif Peradaban Global dengan tegas menolak teori-teori usang dan memecah belah seperti "benturan peradaban"—sebuah konsep kontroversial yang dipopulerkan pada tahun 1990-an yang menyatakan bahwa konflik global di masa depan akan bersumber dari perbedaan budaya dan agama, alih-alih kepentingan politik atau ekonomi. Demikian pula, gagasan "superioritas peradaban tertentu" mendorong hierarki antarbudaya, yang seringkali digunakan untuk membenarkan diskriminasi, campur tangan, atau bahkan konfrontasi.

Tiongkok sangat menentang ideologi semacam itu, dan meyakini bahwa semua peradaban setara dan memiliki kontribusi unik bagi kemajuan umat manusia. Melalui dialog, pembelajaran bersama, dan inklusivitas, Tiongkok menekankan bahwa pertukaran budaya harus melampaui keterasingan, pembelajaran harus menggantikan konfrontasi, dan koeksistensi harus melampaui gagasan superioritas.

Respon global dan pengakuan PBB

Hanya dalam kurun waktu dua tahun, komunitas internasional telah menyambut Inisiatif Peradaban Global dengan antusias. Dukungan yang semakin besar ini diperkuat pada Juni 2024, ketika sidang ke-78 Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa dengan suara bulat mengadopsi sebuah resolusi—yang diusulkan oleh Tiongkok—yang menetapkan 10 Juni sebagai Hari Internasional untuk Dialog Antar Peradaban. Keputusan penting ini menggarisbawahi pengakuan global akan perlunya pemahaman antarbudaya di dunia yang semakin terhubung namun terpecah belah.

Visi untuk kemajuan manusia bersama

Inisiatif Peradaban Global adalah salah satu dari tiga inisiatif global utama yang diusulkan oleh Presiden Xi, bersama dengan Inisiatif Pembangunan Global dan Inisiatif Keamanan Global. Bersama-sama, ketiganya menawarkan visi komprehensif Tiongkok untuk mengatasi tantangan paling mendesak di zaman kita—mulai dari perdamaian dan keamanan hingga pertumbuhan ekonomi yang inklusif.

Berlandaskan prinsip membangun masa depan bersama bagi umat manusia, Tiongkok memperjuangkan dunia multipolar yang setara dan tertib serta proses globalisasi yang inklusif, adil, dan saling menguntungkan. Menghadapi meningkatnya unilateralisme dan proteksionisme, inisiatif-inisiatif ini menegaskan komitmen Tiongkok terhadap keterbukaan, multilateralisme, dan kerja sama global.

Saat dunia berkumpul di Beijing untuk Dialog Peradaban Global, Tiongkok mengirimkan pesan yang kuat: keberagaman bukanlah sumber konflik, melainkan fondasi perdamaian. Melalui dialog yang saling menghormati dan saling pengertian, peradaban dapat bangkit bersama—menciptakan dunia yang lebih harmonis dan sejahtera bagi semua. [CGTN]

Komentar

Berita Lainnya

Petani di wilayah Changfeng Tiongkok

Selasa, 4 Oktober 2022 14:51:7 WIB

banner
Pembalap Formula 1 asal Tiongkok Tiongkok

Selasa, 4 Oktober 2022 15:19:35 WIB

banner