Rabu, 24 April 2024 16:15:44 WIB
Para Ahli: Negara-Negara Barat Mengeksploitasi Tatanan Dunia untuk Melayani Kepentingan Mereka Sendiri
International
Eko Satrio Wibowo
John Dugard, mantan anggota Komisi Hukum Internasional Perserikatan Bangsa-Bangsa (CMG)
Beijing, Radio Bharata Online - Para ahli dari seluruh dunia berkumpul di Beijing pada hari Selasa (23/4) untuk mendiskusikan hukum internasional dan peran negara-negara berkembang dalam membentuk tatanan dunia.
Pada Forum Kedua tentang Negara Berkembang dan Hukum Internasional dengan tema "Lima Prinsip Hidup Berdampingan Secara Damai dan Negara Berkembang", para ahli mengkritik negara-negara Barat atas cara mereka menangani kebangkitan negara-negara berkembang dan mengeksploitasi tatanan dunia, yang mereka sendiri turut membangunnya, untuk melayani kepentingan mereka sendiri dengan kedok mencapai keadilan internasional.
"Mereka telah menanggapi dengan mengubah aturan main, dengan diam-diam menciptakan tatanan hukum semu yang bertujuan untuk mengikat semua negara. Dan inilah yang disebut 'tatanan berbasis aturan' atau 'tatanan internasional berbasis aturan,' RBO. RBO sama sekali berbeda dengan hukum internasional yang kita pahami. Tatanan hukum internasional berbasis aturan tidak memiliki aturan yang pasti. Kita tidak tahu apa aturannya. Persetujuan bukanlah dasar perumusan aturan tatanan ini," kata John Dugard, mantan anggota Komisi Hukum Internasional Perserikatan Bangsa-Bangsa.
Anthony Carty, seorang profesor hukum internasional Inggris dan profesor tamu di Institut Humaniora dan Ilmu Sosial Universitas Peking, mengatakan bahwa Amerika Serikat secara historis menolak prinsip kesetaraan kedaulatan negara, karena menganggap konstitusinya lebih tinggi daripada hukum internasional.
"Dalam penelitian sejarah saya, cukup jelas bahwa Amerika Serikat tidak pernah menerima prinsip kesetaraan kedaulatan negara. Amerika Serikat percaya bahwa hal itu menggabungkan nilai-nilai kemanusiaan tertinggi, dan telah meyakini hal itu sejak awal abad ke-19, dan itu adalah dasar untuk mempertimbangkan bahwa ia memiliki peran utama dalam urusan internasional. Dan Konstitusi Amerika Serikat berada jauh di atas hukum internasional sebagai sebuah sistem nilai. Nah, dari mana asalnya adalah sesuatu yang perlu kita coba, pelajari, dekonstruksi, dan lawan secara sistematis," ujar Carty.
Komentar
Berita Lainnya
Politisi Jerman Kritik Parlemen Eropa karena Tetap Operasikan Dua Kompleksnya di Tengah Krisis Energi International
Jumat, 7 Oktober 2022 8:37:55 WIB
Patung Kepala Naga dari Batu Pasir Berusia Ratusan Tahun Ditemukan di Taman Angkor Kamboja International
Jumat, 7 Oktober 2022 16:2:20 WIB
Tiga Ekonom Internasional Raih Hadiah Nobel Ekonomi 2022 International
Selasa, 11 Oktober 2022 12:41:19 WIB
Peng Liyuan serukan upaya global untuk meningkatkan pendidikan bagi anak perempuan International
Rabu, 12 Oktober 2022 8:34:27 WIB
Sekjen PBB Serukan Cakupan Sistem Peringatan Dini Universal untuk Bencana Iklim International
Sabtu, 15 Oktober 2022 8:59:46 WIB
Jokowi Puji Kepemimpinan Xi Jinping: Dekat dengan Rakyat, Memahami Betul Masalah yang Dihadapi Rakyat International
Senin, 17 Oktober 2022 13:29:21 WIB
Forum Pangan Dunia ke-2 Dibuka di Roma International
Selasa, 18 Oktober 2022 23:8:41 WIB
Australia Janji Pasok Senjata Buat Indonesia International
Jumat, 21 Oktober 2022 9:11:43 WIB
AS Pertimbangkan Produksi Senjata Bersama Taiwan International
Sabtu, 22 Oktober 2022 9:6:52 WIB
Pemimpin Sayap Kanan Giorgia Meloni Jadi PM Wanita Pertama Italia International
Sabtu, 22 Oktober 2022 11:57:58 WIB
Krisis Di Inggris Membuat Jutaan Warga Sengaja Tidak Makan Biar Hemat International
Minggu, 23 Oktober 2022 7:54:8 WIB
Gunung Kilimanjaro di Tanzania Dilanda Kebakaran International
Minggu, 23 Oktober 2022 15:24:53 WIB
Para Pemimpin Negara Ucapkan Selamat atas Terpilihnya Kembali Xi Jinping International
Senin, 24 Oktober 2022 11:47:39 WIB
Menlu ASEAN Akan Gelar Pertemuan Khusus di Indonesia Bahas Myanmar International
Senin, 24 Oktober 2022 16:57:17 WIB
Konser di Myanmar Berubah Menjadi Horor Saat Serangan Udara Militer Tewaskan Sedikitnya 60 Orang International
Selasa, 25 Oktober 2022 10:2:29 WIB