Sabtu, 20 April 2024 11:55:41 WIB

Jubir: Gembar-Gembor AS tentang "Kelebihan Kapasitas" di Tiongkok merupakan Pemaksaan dan Penindasan Ekonomi secara Terang-Terangan
International

Eko Satrio Wibowo

banner

Lin Jian, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok (CMG)

Beijing, Radio Bharata Online - AS menggunakan gagasan "kelebihan kapasitas" untuk memukul industri Tiongkok dan memberikan keuntungan yang tidak adil bagi AS sendiri dalam persaingan pasar, yang merupakan contoh lain dari pemaksaan dan penindasan ekonomi AS, kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok, Lin Jian, pada hari Jum'at (19/4).

Lin membuat pernyataan tersebut dalam sebuah konferensi pers rutin di Beijing sebagai tanggapan atas pertanyaan tentang pejabat AS yang mendukung gagasan bahwa industri Tiongkok, terutama industri hijaunya, entah bagaimana berada pada "kelebihan kapasitas" di arena perdagangan global.

"Menyalahkan Tiongkok atas 'kelebihan kapasitas' bukanlah hal baru. Beberapa tahun yang lalu, AS menuduh Tiongkok 'kelebihan kapasitas' karena mengekspor banyak produk berkualitas tinggi dan berbiaya rendah. Sekarang, AS melekatkan label 'kelebihan kapasitas' pada ekspor produk energi baru Tiongkok. AS mengekspor 80 persen chip, terutama chip tingkat lanjut, dan merupakan pengekspor besar daging babi dan produk pertanian. Apakah itu 'kelebihan kapasitas' menurut logika AS?" kata Lin.

"Faktanya, rasio ekspor terhadap produksi untuk kendaraan energi baru Tiongkok jauh lebih rendah daripada Jerman, Jepang dan Republik Korea. Ini tentu saja bukan 'membuang produk tambahan ke pasar global'. 'Kelebihan kapasitas' mungkin terlihat seperti masalah ekonomi, tetapi sebenarnya, AS menggunakannya untuk memukul industri Tiongkok dan memberikan keuntungan yang tidak adil bagi AS sendiri dalam persaingan pasar. Ini adalah contoh lain dari pemaksaan dan penindasan ekonomi AS," ujarnya.

"Di dunia saat ini, penawaran dan permintaan bersifat global, dan kapasitas masing-masing negara ditentukan oleh keunggulan komparatif. Hal ini harus dilihat dari perspektif yang obyektif, dialektis dan rasional berdasarkan hukum ekonomi. Keunggulan Tiongkok dalam energi baru diperoleh melalui kinerja yang kuat, inovasi teknologi, dan persaingan pasar yang ketat. Orang yang sakit tidak akan sembuh dengan memaksa orang lain untuk meminum obatnya. Mereka yang menggunakan 'kelebihan kapasitas' untuk membenarkan proteksionisme tidak akan mendapatkan apa-apa dan hanya akan mengacaukan rantai industri dan pasokan global, merugikan sektor-sektor yang sedang berkembang, serta menghambat respons iklim dan transisi hijau dunia," jelas Lin.

Jubir tersebut menambahkan bahwa Tiongkok mendesak AS untuk meninggalkan pola pikir hegemonik, tetap berpikiran terbuka, bersikap adil, mematuhi prinsip-prinsip ekonomi pasar dan peraturan perdagangan internasional, menyediakan lingkungan yang benar-benar berkelas dunia, berorientasi pada pasar, dan berdasarkan hukum untuk perdagangan dan kerja sama ekonomi, dan bekerja sama dengan seluruh dunia untuk memajukan globalisasi ekonomi yang menguntungkan dan inklusif.

Komentar

Berita Lainnya

Forum Pangan Dunia ke-2 Dibuka di Roma International

Selasa, 18 Oktober 2022 23:8:41 WIB

banner